...SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN...
...TETAP WASPADA TINGKATKAN KEAMANAN LINGKUNGAN SELAMA LIBUR LEBARAN...

4.2.08

Sejarah, Membaca, dan Hikmah

Bagaimana om dan tante dulu menyikapi pelajaran sejarah? Apakah pelajaran sejarah menyenangkan atau menyebalkan. Bagi saya pelajaran sejarah adalah pelajaran paling menyebalkan. Saya menerima pelajaran sejarah secara menyebalkan saat SMP. Guru gak enak dan saya harus mengingat-ingat tanggal/tahun/nama/tempat. In fact mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran pertama dimana saya mencontek. Saya ingat kelas dua SMP pelajaran sejarah saya mencontek.

Sebenarnya apa pentingnya sejarah? Sebenarnya penting sekali. Sejarah bagi sebagian orang, yang mendapat informasi mengenai sejarah secara menarik dan benar, merupakan subjek yang menarik. Sejarah memberikan gambaran kepada kita hubungan antara kejadian-kejadian yang bisa kita petik pelajaran dari-nya. Siapa sangka letusan gunung tambora di nusa tenggara barat bisa bikin Napoleon kalah telak di rusia? Jika sejarah tidak mencatat dan menganalisa maka kejadian Napoleon kalah telak dan gunung tambora meletus akan hanya menjadi catatan sendiri-sendiri saja. Jika anda orang Islam dan anda rajin baca Al Quran, maka sebagian besar isi dari Quran adalah catatan sejarah umat-umat lalu. Pelajaran harus kita petik di dalamnya.

Ada orang bijak dan berwawasan luas, jelas wong dia mantan direktur jenderal, mengatakan kepada saya bahwa ketidak tertarikan saya kepada sejarah kemungkinan besar adalah akibat setting kala itu. Bukan untuk mengungkit-ungkit ya, tapi memang pelajaran sejarah pada era saya "katanya" memang didesign sedemikian rupa sehingga mengaburkan relasi antar kejadian. Tapi saya merasa bahwa karena saya tidak terlalu tertarik mengamati sejarah, ketahuan deh jarang baca Quran…he he he, maka indera pengamatan dan "reading" capability saya menjadi sangat rendah. Selalu dibilang dan diperintahkan untuk "membaca", hal ini saya mengerti tidak hanya secara harfiah tapi juga secaran non-harfiah (apa cii istilahnya??). Membaca kejadian, membaca simtom, membaca perilaku, membaca gelagat merupakan bagian dari kegiatan "membaca" ini.

Mengerti kejadian dan bisa menghubungkannya memberikan kita pengertian yang lebih luas akan keadaan yang ada sehingga kritik yang kita lontarkan pun bisa lebih konstruktif dan tidak "cetek" (cetek=dangkal). Selanjutnya adalah prinsip "silence is golden". Saya rasa prinsip ini penting, asal tidak keterlaluan aja, saat dimana kita tidak mengerti apa yang terjadi. Saat posisi kita diharuskan berpendapat jawaban "diplomatis" bisa menyelamatkannya, tapi apa semua orang terlahir diplomatis?

Ya sudahlah, secara sekarang ini kita nyata di dalam bermasyarakat "mengerti" tetangga dan "mengenal" tabiat tetangga sangatlah penting. Intinya, jika ada salah kata mohon dimaafkan ya? Lain kali akan saya perbaiki.

p.s.

tidak hanya bertetangga sih "membaca" saya rasa merupakan bagian dari EQ dan hal ini berguna dimana saja dan di dalam wadah paling kecil ya di dalam keluarga.

Semoga kita selalu dilindungi oleh-Nya, semoga yang sakit cepat sehat dan bisa berkumpul lagi, semoga yang kebanjiran segera dikeringkan bajunya, semoga kita menjadi bangsa yang menghargai sejarah dan mengambil hikmah darinya.

Jika salah, ya salah saya, kalau benar it's probably not mine…

 

No comments: