...SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN...
...TETAP WASPADA TINGKATKAN KEAMANAN LINGKUNGAN SELAMA LIBUR LEBARAN...

25.9.08

Selamat Idul Fitri - Mohon Maaf Lahir dan Batin

Sebelum mudik nih..ada banyolan dari blog sebelah (njowo.multiply.com). Sungguh bikin ngakak (kalo ngerti tentu saja). Sekali lagi mohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahpahaman atau yang salah paham atau paham yang salah atau segalanya. Semuanya sudah menjadi kehendak-Nya. Warna warni jadi terbuka. Kalo ngga gini ya ngga tahu ya?

Selain lembaga pemerintahan, kebiasaan singkat menyingkat juga berlaku untuk tag line suatu daerah. Solo Berseri, Jogja Berhati Nyaman, Temanggung Bersenyum, Cilacap Bercahaya, semuanya adalah singkatan. Juga untuk menyebut suatu kawasan, yang katanya akan menjadi suatu kawasan yang unggul dan berkembang. Bermula dari Jabotabek, eh sekarang Jabodetabek.

Muncul pula Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya , Sidoarjo, Lamongan), Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen), Pawonsari Bakulrejo (Pacitan Wonogiri Wonosari, Bantul, Kulon Progo, Purworejo), atau Joglosemar (Jogja Solo Semarang). Beruntung tidak ada yang membalik urutannya menjadi Semarang Solo Yogya, disingkat menjadi Semar Loyo.

Mungkin di masa mendatang akan muncul juga Dibalang Sendal (Purwodadi, Batang, Pemalang, Semarang , Kendal), atau Kasur Bosok (Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Solo, Klaten). Asal jangan Susu Mbokde ( Surakarta , Sukoharjo, Mboyolali, Kartasura, Delanggu) atau Tanteku Montok (Panjatan, Tegalan, Kulwaru, Temon, Toyan, Kokap) saja.

Jaman dulu dah umum anak-anak muda Jogja ikut-ikutan menyingkat nama tempat. Sebut saja Amplas untuk Ambarukmo Plaza , atau Jakal (Jalan Kaliurang), Jamal (Jalan Magelang). Kalau sampeyan sekolah di SMA 6, bisa nyombong kalau sampeyan sekolah di Depazter alias Depan Pasar Terban. Bahkan, dari pusat kota Jogja, sangat mudah untuk mencapai Paris (Parangtritis) , atau Pakistan (Pasar Kidul Stasiun alias Sarkem), modal motor dikit bisa ke Taliban (Wetan Kali Blongkeng Muntilan), bahkan Banglades (Bangjo Lapangan Denggung Sleman). Dus bukan Jakarta aja yang punya Mabes Polri (Mangga Besar ngePol Belok Kiri)

Sampeyan seorang yang enthengan, ringan tangan, suka membantu, ndak pernah menolak untuk dimintai tolong? Berarti sampeyan layak menyandang nama Willem Ortano, alias Dijawil Gelem Ora Tau Nolak. Atau kalau sampeyan pinter omong, jualan obat, meyakinkan orang dengan omongan sampeyan yang nggak karuan bener salahnya, maka jangan marah kalau sampeyan dipanggil sebagai Toni Boster, alias Waton Muni Ndobose Banter.

Selamat Hari Raya Idul Fitri - Mohon Maaf Lahir dan Batin

Pelajaran Hidup

PELAJARAN HIDUP

Waktu kamu berumur 1 tahun, dia menyuapi dan
memandikanmu ... sebagai
balasannya ...
kau menangis sepanjang malam.

Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana
cara berjalan ...
sebagai balasannya ...
kamu kabur waktu dia memanggilmu.

Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua
makananmu dengan kasih sayang ...
sebagai balasannya ... kamu buang piring berisi
makananmu ke lantai.

Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna
.... sebagai balasannya ...
kamu corat coret tembok rumah dan meja makan.

Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju
mahal dan indah ...
sebagai balasannya...
kamu memakainya bermain di kubangan lumpur.

Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke
sekolah ... sebagai balasannya ...
kamu berteriak "NGGAK MAU ...!".

Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola ...
sebagai balasannya ...
kamu melemparkan bola ke jendela tetangga.

Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim ...
sebagai balasannya ...
kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu.

Waktu kamu berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk
kursus-kursusmu ...
sebagai balasannya ...
kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar.

Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana
saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun ...
sebagai balasannya ... kamu melompat keluar mobil
tanpa memberi salam.

Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan
temen-temen kamu ke bioskop ...
sebagai balasannya ... kamu minta dia duduk di barisan
lain.

Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat
acara tv khusus untuk orang dewasa ... sebagai
balasannya ... kamu tunggu sampai dia keluar rumah.

Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk
memotong rambut karena sudah waktunya ...
sebagai balasannya ... kamu bilang dia tidak tahu
mode.

Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk
kemahmu selama liburan ...
sebagai balasannya ... kamu nggak pernah menelponnya.

Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin
memelukmu ...
sebagai balasannya ... kamu kunci pintu kamarmu.

Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu
mengemudi mobil ... sebagai balasannya ... kamu
pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa
mempedulikan kepentingannya.

Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu
telpon yang penting ...
sebagai balasannya ...
kamu pakai telpon nonstop semalaman.

waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu
ketika kamu lulus SMA ... sebagai balasannya ...
kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi.

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua
kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama
.... sebagai balasannya ... kamu minta diturunkan jauh
dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen.

Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya "Darimana
saja seharian ini?"... sebagai balasannya ...
kamu menjawab "Ah, cerewet amat sih, pengen tahu
urusan orang."

Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu
pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ...
sebagai balasannya ... kamu bilang "Aku nggak mau
seperti kamu."

Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru
waktu kamu lulus perguruan tinggi ... sebagai
balasanmu ... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar
negeri.

Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set
furniture untuk rumah barumu ...
sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa
jeleknya furniture itu.

Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan
tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa
depan ... sebagai balasannya ... kamu mengeluh "Aduh
gimana sih kok bertanya seperti itu."

Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai
pernikahanmu ...
sebagai balasannya ...
kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500
km.

Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat
bagaimana merawat bayimu ...
sebagai balasannya ...
kamu katakan "Sekarang jamannya sudah beda."

Waktu kamu berumur 40 tahun, dia menelponmu untuk
memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu ...
sebagai balasannya kamu jawab "Aku sibuk sekali, nggak
ada waktu."

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan
sehingga memerlukan perawatanmu ...
sebagai balasannya ...
kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang
numpang tinggal di rumah anaknya.

dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang ...
dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah
kamu lakukan, ... dan itu menghantam HATIMU bagaikan
pukulan godam.

MAKA ..

JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA ... BERIKANLAH KASIH SAYANG
DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN
SELAMA INI.., JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA ...
INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH
DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.

24.9.08

Mohon Doa Kesembuhan

Berdasarkan informasi dari pak Ramdani, diberitahukan kepada warga RT
10/RW 39 bahwa bapak dan ibu dari ibu Nuri Wahyudi sedang dirawat di RS
Meilia Cibubur. Mohon doanya sehingga beliau-beliau bisa lekas sembuh
dan berkumpul dengan anak-anak serta cucu-cucunya.

Mewakili Sie Humas RT 10/RW 39

22.9.08

Berita Duka Cita

Innalillahi Wa Inna Illaihi Rojiun

Telah meninggal dunia Bapak (Orang Tua) dari ibu Budi Setiawan (KN5/18) atau Mertua bapak Budi Setiawan. Semoga amal ibadah beliau diterima disisi-Nya dan kelak beliau ditempatkan di sisi yang paling baik. Sampai kabar ini diterima belum diketahui dimana almarhum akan dikebumikan. Untuk warga RT10 yang ingin memberikan ucapak belasungkawa bisa melalui pak Ramdani. Atas perhatiannya, terimakasih.

6.9.08

Mengucap Syukur

MENGUCAP SYUKUR


Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, "Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?"
Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.

Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu, "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."

* * * * *

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Hidup adalah anugerah

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar - Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu - Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu - Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.


Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai - Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.

Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh - Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu - Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.


Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain - Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu - Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu.

NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU, KARENA MUNGKIN ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI!

3.9.08

Legalisasi Amal

Terkadang atau sering dalam hidup, kita berusaha memaafkan tindakan kita atau kata lainnya melegalisasikan perbuatan kita. Maksudnya, kita mengatakan perbuatan kita benar dengan dalih yang berusaha kita cari kebenarannya. Sebagai contoh, ketika kita menunda melaksanakan sholat ketika adzan berkumandang, maka kita berdalih "Saya harus menyelesaikan tugas", "Saya harus mengasuh anak dulu" dan lain sebagainya sehingga begitu pintarnya kita mendapatkan alasan yang seolah alasan kitalah yang paling benar. Atau cerita lain seperti seorang pencopet atau pelacur yang melegalkan usahanya demi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.

Bolehkah kita melakukan hal tersebut?

Cerita yang mirip tertuang dalam kisah nabi Yusuf dalam surat Yusuf. Ketika itu, saudara-saudara Yusuf melempar Yusuf ke dalam sumur dan mereka melaporkan kepada nabi Yaqub (ayah mereka) bahwa Yusuf telah dimakan serigala. Maka Yaqub tidak mempercayai hal tersebut dan berkata:

"Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu"
QS. Yusuf 18

Perkataan yang sama diulangi oleh nabi Yaqub dalam ayat 83 kepada saudara-saudara Yusuf beberapa puluh tahun kemudian. Pengungkapan perkataan ini secara berulang mengisyaratkan bahwa pentingnya Allah swt mengingatkan kita semua untuk tidak dengan mudah mendalihkan bahwa perbuatan kita adalah benar.

Bagaimana agar kita tidak terjerumus pada hal tersebut? Janganlah kita terburu-buru dalam bertindak. Seringlah kita bertanya pada diri kita sendiri "Apakah memang yang saya lakukan ini berbuah amal kebaikan atau berbuah kemaksiyatan?" Atau "Apakah saya mendapatkan ridho Allah dalam melakukan hal ini atau malah membuat murka-Nya. Jadi, sering-seringlah kita berinstropeksi.

Wallahu a'lam bish showab.