...SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN...
...TETAP WASPADA TINGKATKAN KEAMANAN LINGKUNGAN SELAMA LIBUR LEBARAN...

5.2.08

Kakek Yahudi Tertatih-tatih

Kakek Yahudi Tertatih-tatih
Pagi hari itu, Ali bin Abi Thalib bergegas bangun untuk mengerjakan salat Subuh berjamaan seperti biasanya di mesjid bersama Rasulullah. Langit masih gelap ketika Ali keluar dari rumahnya dan berjalan tergesa-gesa menuju ke mesjid. Bilal sudah memanggil-manggil dengan suara adzannya yang berkumandang merdu ke segenap penjuru dan sudut-sudut kota Madinah.
Namun, ketika Ali bin Abi Thalib berada di jalan menuju tempat jamaah yang jaraknya masih cukup jauh, ternyata di mukanya ada seorang kakek tua beragama Yahudi yang melangkah pelan sekali karena usianya yang telah lanjut. Kakek itu berjalan tertatih-tatih.
Ali sebenarnya sangat tergesa-gesa agar tidak ketinggalan mengerjakan salat Tahyartul Mesjid dan qabliyah Subuh sebelum bersama Rasulullah dan para sahabat lainnya melaksanakan jamaah.
Karena Nabi mengajarkan supaya setiap umat Islam menghormati orang tua, siapa pun orang tua itu dan apa pun agamanya, maka Ali terpaksa berjalan dibelakang kakek itu. Kakek tersebut berjalan amat lambat, Ali pun melangkah sangat pelan. Kakek itu lemah sekali, dan Ali tidak sampai hati untuk mendahuluinya, takut kalau-kalau kakek tersebut celaka atau terjatuh.
Akhirnya, pada waktu mendekati mesjid langit sudah hampir kuning. Kakek itu melanjutkan perjalanannya, melewati mesjid dan tidak masuk ke dalamnya sebab tempat ibadah agama Yahudi bukan mesjid, melainkan sinagog.
Ali menyangka salat Subuh pasti sudah usai. Ia cepat-cepat masuk ke dalam mesjid. Alangkah herannya Ali. Nabi dan para sahabat masih rukuk pada rakaat yang kedua, berarti Ali pun punya kesempatan untuk memperoleh salat jamaah. Jika masih bisa menjalankan rukuk bersama, berarti masih kebagian satu rakaat.
Sesudah Rasulullah mengakhiri salatnya dengan salam, lalu melakukan zikir bersama-sama dan selesai berdoa, Umar bin Khathab memberanikan diri untuk bertanya, "Wahai, Rasulullah. Mengapa hari ini salat Subuhmu tidak seperti biasanya?"
"Kenapa? Apa yang berbeda?" tanya Nabi. "Sangat lain, ya Rasulullah. Biasanya engkau rukuk dalam rakaat yang kedua tidak sepanjang pagi ini. Tapi engkau rukuk lama sekali. Mengapa?"
"Aku juga tidak tahu. Cuma tadi, pada saat aku sedang rukuk dalam rakaat yang kedua, Malaikat Jibril turun lalu menekan punggungku sehingga aku tidak dapat bangun iiktidal."
Umar makin heran. "Mengapa Jibril berbuat seperti itu, ya Rasul?"
Nabi menggeleng ramah seraya berkata, "Aku juga belum tahu karena Malaikat Jibril belum menceritakannya kepadaku."
Dengan perkenan Allah beberapa waktu kemudian Malaikat Jibril, Sang Rahul Kudus, iitupun turun. Ia berkata kepada Nabi saw, " Muhammad. Aku tadi diperintahkan Allah untuk menekan punggungmu dalam rakaat yang kedua. Sengaja agar Ali mendapat kesempatan salat berjamaah denganmu, karena Allah sangat suka kepadanya bahwa ia telah menjalani ajaran agama-Nya secara bertanggung jawab, yaitu dengan menghormati seorang kakek tua beragama Yahudi. Dari penghormatannya itu sampai terpaksa ia berjalan pelan sekali karena kakek itu berjalan pelan sekali. Jika punggungmu tidak kutekan tadi, pasti Ali akan terlambat dan tidak memperoleh peluang untuk mengerjakan salat Subuh berjamaah bersama denganmu.."


CH

No comments: