...SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN...
...TETAP WASPADA TINGKATKAN KEAMANAN LINGKUNGAN SELAMA LIBUR LEBARAN...

12.9.07

Penanganan Sampah

Mungkin Bisa Ditiru
 

Pengelolaan Sampah ala Warga Kompleks Zeni Mampang Prapatan


Unilever
Pengolahan Sampah di Mampang

JAKARTA, UNILEVER PEDULI - Matahari terasa membakar kulit, debu jalanan bertaburan di antara semrawutnya kendaraan bermotor. Sementara, sampah menumpuk di sudut jalan sekitar Kelurahan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Suhu mencapai 35 derajat Celcius. Kebetulan, hari ini hujan memang tidak turun.

Tapi, suasana akan sangat berbeda begitu kita masuk ke Komplek Zeni Angkatan Darat RW 03 di Mampang Prapatan. Seluruh pekarangan rumah dipenuhi tanaman dan tong bertuliskan KOMPOSTER (wadah untuk memproses sampah basah-red) terselip di antaranya.

Sementara, gang kecil di kompleks ini pun banyak dihiasi  tanaman rambat dan bambu sebagai gapura.  Beraneka jenis tanaman mulai dari anggrek, dona carmen, lidah buaya, adenium, euphorbia, sampai tanaman obat dan buah-buahan juga ada di sana.

Yang menarik, tak tampak sampah berserakan. Apalagi, sisa aktivitas manusia yang menumpuk. Lingkungan di tempat itu sangat tertata rapi.

Ada sepuluh RT di RW 03. Lima RT di antaranya masih dalam lingkup Komplek Zeni Angkatan Darat. Lalu, lima RT sisanya adalah daerah permukiman padat penduduk.

Sekitar 1.500 jiwa lebih warga yang mendiami wilayah ini. Mereka berprofesi sebagai karyawan swasta, pegawai negeri, pedagang dan pensiunan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).

Warga di kompleks itu memang telah melakukan pengelolaan sampah rumah tangga. Dari dapur mereka memilah sampah basah dan sampah kering. Sampah basah dimasukkan ke dalam komposter yang ada di depan rumah warga.

Biasanya satu komposter dikelola bersama oleh lima kepala keluarga (KK). Lalu, kompos yang dihasilkan dipakai untuk kebutuhan tanaman mereka.

Sedangkan, sampah kering, dijadikan bermacam-macam kerajinan seperti vas bunga, rompi, topi, taplak meja, dan lain-lain. Sampah yang tidak terpakai baru dimasukkan ke dalam karung agar dapat diambil oleh petugas sampah.

"Dulu, lingkungan di sini gersang dan tidak terawat. Masyarakat belum memperhatikan pentingnya mengelola sampah serta manfaatnya menanam " ucap Nur Hafifah, seorang Motivator Yayasan Unilever Peduli yang sejak awal sangat berperan dalam merubah kebiasaan masyarakat di situ.

Animo warga terhadap program Yayasan Unilever Peduli memang sangat besar, jelas Nur. Ini terbukti dari masuknya RT 01 menjadi Juara 3 JGC (Jakarta Green and Clean) 2006 dan RT 04 untuk Juara Khusus Tanaman Obat Keluarga (Toga). 


Penulis: firman
 
Admin
Mode seriusmenanganisampah
 
Go Open Source!!!!!

No comments: