...SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN...
...TETAP WASPADA TINGKATKAN KEAMANAN LINGKUNGAN SELAMA LIBUR LEBARAN...

27.3.08

Seberapa Penting Menjaga Prinsip?

Om dan Tante mungkin pernah denger istilah "Pokoknya" ya?
"Pokoknya" beli baju merk A, "Pokoknya" harus makan di restoran B, "Pokoknya" harus naik bis C dan lain-lain contoh "pokoknya"

"Pokoknya" ini bisa diartikan sesuatu hal yang tidak boleh dilanggar, suatu prinsip, atau suatu ketentuan wajib yang tidak boleh dilanggar oleh sekelompok orang. Jadi "Pokoknya" beli baju merk A berarti mau tidak mau harus membeli baju merk A, kalau tidak merk A maka baju itu tidak akan dianggap baju atau tidak akan dipakai sama sekali. "Pokoknya" hadir bisa berdasarkan bermacam alasan. Alasan agama bisa, alasan gengsi bisa, alasan ketidaktahuan juga bisa, alasan arogansi juga makin bisa. "Pokoknya" sering kali dipergunakan oleh orang tua kepada anak-anaknya jika orang tua mencoba melarang suatu kegiatan tanpa bisa memberikan alasan yang masuk akal atau rasional.

Nah, memberikan alasan rasional inilah yang biasanya tidak bisa diberikan oleh orang-orang yang menggunakan "Pokoknya" sebagai senjata pamungkas. "Pokoknya" sering mengorbankan aspek lain yang lebih rasional. Misalnya "pokoknya" beli baju merk A. Baju merk A ini muahalnya minta ampun (walau bagus) sehingga dengan pendapatan yang lumayan minim satu lembar baju merk A bisa memakan 60% pendapatan (misalnya lhooo). Nah kalau sudah seperti ini kan sudah tidak masuk akal? tidak logis? sudah membabi buta? jadi apa gunanya menjaga prinsip kalau akhirnya malah bikin buntung?

Contoh lain. Bapak "pokoknya" mau jalan bareng bapak-bapak lain naik kereta, satu gerbong disewa. Kalau ibu-ibu mau ikut naik di gerbong lain. Ternyata gerbong bapak-bapak relatif kosong dan sebenarnya bisa diisi oleh ibu-ibu yang berada di gerbong lain, tapi bapak-bapak "bengal" itu tidak mengijinkan karena "pokoknya" bapak-bapak harus kumpul di satu gerbong itu..no females are allowed. Aspek yang dikorbankan adalah efisiensi. Biaya jelas membengkak, operator kereta api juga tidak bisa angkut lebih banyak penumpang, orang lain menjadi korban...nah kalau begini memegang prinsip juga capek dan malah tidak positif.

Kalau prinsip berdasar agama mah jangan ditanya...pegang teguh. mau diancam dibunuh kalau memang prinsip agama ya harus dipegang erat.
Bagi saya sih, kalau memang ada yang lebih masuk akal dan secara "fungsi" atau "tujuan" bisa dicapai..."pokoknya" bisa dikalahkan...
Tapi..masih ada juga ya orang-orang yang suka pakai "pokoknya"...sodara boleh sih....he he he he

Kompor "Mode" On....KN

No comments: