...SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN...
...TETAP WASPADA TINGKATKAN KEAMANAN LINGKUNGAN SELAMA LIBUR LEBARAN...

27.3.08

Cerita si "Piala"

Om dan Tante sekalian...
Sembari melakukan perjalanan ke kantor pagi ini saya terlibat dalam pembicaraan menarik yang menurut saya mengandung pelajaran yang bisa diambil...

al kisah, ada sebentuk piala yang diperebutkan oleh sekelompok orang. piala ini memang pada dasarnya dibentuk dan disusun dari komponen-komponen kelompok tersebut. namun, bagai keris pusaka, piala ini malah sukanya lari ke mahluk lain. orang-orang dari kelompok asal piala tersebut sampai harus mendatangkan dukun ampuh untuk merayu sang piala supaya dia kembali ke pangkuan mereka. misi dukun itu tak terlalu berhasil atau belum terbukti berhasil. kenapa? ternyata ya ternyata karena piala tersebut sungguh sakti, selain bisa bicara dia juga bisa mengungkapkan perasaannya, termasuk kekecewaannya.

ternyata om dan tante..si piala ini kecewa dengan perlakukan orang-orang di kelompok dia berasal. dengan kesaktiannya, si piala sudah membantu kelompok tersebut dalam mewujudkan impian-impian mereka. bekerja dengan keras dan dibawah tuntutan yang sangat tinggi dan tidak ada atau sedikit  sekali dukungan (biasa kan, kalau barang sakti kan harus dikasi sajen, kembang 7 rupa, dimandiin air 7 sendang dan lain-lain). in short, gak ada rasa terimakasih dan ada apresiasi yang "cukup". sehingga, kata orang jawa, "mutung" lah si piala ini...memang sih kadang ada kembang 7 rupa, tetapi tidak semua hal bisa diukur dengan kembang 7 rupa...it's so shallow gitju looh. apresiasi tidak ditunjukan dengan kembang 7 rupa saja..

saya sendiri menangkapnya gini om dan tante (dalam konteks bertetangga ya?). ternyata ketulusan itu ada batasnya. pada kondisi piala di atas, nampaknya dia tidak pernah dibantu sama sekali (walau sakti tapi kan terbatas toh?). memang gotong royong itu sungguh prinsip yang sangat mulia dan harus kita junjung setinggi mungkin. saya pribadi tidak ingin di antara kita ada yang merasa "dikerjain" saat melakukan suatu kegiatan RT (kecuali dikerjain di saung gak masalah...rekor saya 3 jepitan jemuran lhoo, kena balak 6 terus...sama balak 5 juga ding..). saya rasa komunikasi perlu dijaga, tidak tabu mengajukan permintaan tolong, tidak tabu untuk mengeluh kepada fellow RT 10. kita bisa pecahkan bersama (wong saung aja berdiri gak sampai 2 bulan -- bravo!!)..tetangga itu kan sodara paling dekat...so marilah kita jaga komunikasi kita...

jadi? pingin dikerjain? dateng aja ke saung tiap malem minggu? konsultasi macem-macem ada dari kehidupan perkawinan, poligami, gaple, mobkas dll..

btw: saung perlu ketel listrik untuk masak minum dan mungkin masak indomie (jadi 2 ketel berbeda), ada yang mau sumbang? pak kades baru katanya mau beliin TV LCD...hue he he he, jadi gak perlu TV, ketel aja cukup...

KN ......donggggg



1 comment:

Anonymous said...

saya bingung membaca tulisan ini, bingung untuk mengetahui maksud tulisan ini. karena bingung jadinya saya hanya bisa menduga berdasarkan asumsi-asumsi:
asumsi 1.
penulis mengetahui betul isi hati si piala, sehingga menjadi wakil untuk mengungkapkan isi hatinya.
asumsi 2.
penulis hanya meraba2 isi hati si piala, dan mungkin bermaksud menyampaikan pesan kepada pihak 'lainnya'.
asumsi 3.
penulis tidak tahu apa2, jadi hanya menulis berdasarkan prasangka.

asumsi manapun yang benar, tidak ada nilai positif dalam tulisan ini kecuali hanya menyebarkan perpecahan dan kebencian. namun bila asumsi 3 yang terjadi maka bisa dibilang 'sungguh jahatnya niatan hati si penulis'.

apa sih yang dicari di dunia ini? apa sih enaknya benci-membenci? enakan juga kita rukun2 bertetangga. bukankah sudah cukup keruwetan dalam hidup kita, kenapa harus ditambah lagi?

atau mungkin di dasar hati kita sebenarnya masih menyesali 'perpecahan' RT yang dipaksakan oleh orang2 yang tdk bertanggungjawab.?

jadi sebenarnya mungkin kita rindu untuk bersatu kembali, hanya saja bingung untuk mengatakannya. peace.