Analisis Bebek

Om dan tante penggemar makanan berbahan dasar daging bebek. Ada kabar buruk. Harga makanan berbahan dasar bebek akan semakin tinggi dan kualitas bebek-nya akan semakin buruk (makin kurus). Mengapa? Menurut saya konsumsi bebek goreng, bebek sambel ijo, bebek asem pedas dan lain-lain semakin tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan semakin membanjirnya rumah makan bebek dari misalnya: Joko Putro, Ginyo, yang deket mampang itu apa om KN3/6?, terus di VNI2 ada bebek sambel ijo dan lain-lain. Rata-rata warung atau rumah makan itu rame dikunjungi. Analisa dari salah seorang analis ekonomi menyebutkan bahwa perputaran uang dalam bisnis perbebekan ini cukup tinggi. Nah, terakhir makan bebek ternyata selain bebeknya cungkring juga harganya relatif tidak turun. Kenapa? karena pasokan bebek makin susah. Bebek suka bertelor namun dia tidak bisa mengerami telur itu sendiri. Perlu entok. Nah di samping warung bebek sambel ijo di VNI2 ada warung jual entok goreng. Kalo telor bebek ngga ada yang ngerami kan berarti populasi bebek semakin sedikit dan bebek yang digoreng di warung-warung itu kan berarti bebek muda yang lagi puber. Kesimpulannya adalah kurangi konsumsi bebek supaya populasi bebek membaik kembali. Selain makan bebek kebanyakan juga bahaya (katanya kolesterol). Dari sini bisa kita lihat kalau sebenarnya kerusakan dan ketidakseimbangan alam ini disebabkan konsumsi berlebihan dari manusia. Reduce, Reuse...itu moto kita sekarang...bisa kan?