Menunda

Baru saja pulang dari Sholat Jumat dan khutbah kali ini menarik, karena cukup relevan dengan kehidupan sehari-hari orang biasa pada umumnya (khususnya saya). Topiknya adalah hal-hal yang mengurangi nikmat iman. Yang pertama disebut oleh khotib adalah sifat suka menunda. Dicontohkan misalnya orang bermaksiat dengan niat nanti kalau sudah puas baru tobat. Orang ini menunda untuk tidak melakukan perbuatan maksiat. Contoh lain menunda solat sampai merasa tidak sibuk. Menunda bersodaqoh sampai merasa kebutuhannya tercukupi semua. Dan masih banyak contoh lainnya. Nah, karena umur tidak ada yang bisa menebak maka kalau kita memang beriman, kita lebih baik bersiap-siap sejauh mungkin. Jadi intinya tidak menunda untuk beramal baik. Dengan tidak menunda rasanya kita akan jauh dari ketergesa-gesaan. Jadi inget tadi pagi ada siaran radio yang bilang "kalau sholat tergesa-gesa, maka analoginya adalah seperti masuk kelas tapi cuma absen, gak dapet pelajaran apa-apa", dalam hati saya bilang "bener juga ya....". Bukannya dalam salah satu hadist (entah riwayat siapa) dibilang bahwa Rasul tidak suka orang yang tergesa-gesa? Jadi mumpung masih dekat syawal dan kalau tidak salah di bulan syawal kita ini jadi putih seputih kertas, maka mari kita tidak menunda. Yang belum bayar iuran RT, ya tolong segera dibayar. Yang mau masuk kantor tepat waktu yang jangan berangkat siang-siang, nanti tergesa-gesa dan malah terjebak macet. Yang dari dulu pingin main ke tetangga, ya main lah, sekedar teh pasti muncul kan? Begitu saja, semoga kita menjadi orang yang lebih baik.

Sekarang saya tidak akan menunda untuk beli makan siang. sudah jam 13.30, saatnya makan, daripada sakit maag..ya kan?