...SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN...
...TETAP WASPADA TINGKATKAN KEAMANAN LINGKUNGAN SELAMA LIBUR LEBARAN...

29.5.08

Terobosan Finansial

Saduran okezone.com

Pada suatu pagi hari yang cerah, saya menemui dengan salah satu jurnalis hebat dari surat kabar terkemuka di negeri ini. Saya ingin belajar banyak tentang keahlian menulis darinya. Perbincangan saya dengan jurnalis hebat itu sangat mengasyikkan. Dia menceritakan pengalamannya bertemu banyak orang penting dan terkenal, yang sempat memancing saya bertanya dalam hati, "Sebenarnya dia tidak kalah hebat dengan orang-orang yang pernah dia wawancarai. Tapi mengapa dia sendiri tidak terkenal dan malah hidup kurang berkecukupan dalam hal keuangan?"
Saya juga melihat bahwa kadang-kadang bakat yang hebat serta kemampuan yang luar biasa, bila tanpa disertai pengetahuan tentang menjual bakat dan keterampilan yang baik, adalah suatu "kesia-siaan".
Ada begitu banyak kita temukan orang-orang pandai, pintar, hebat, dan bahkan memiliki kemampuan luar biasa dibandingkan orang-orang pada umumnya. Dalam bidang keuangan, mereka masih belum berhasil mencapai kebebasan finansial. Dan banyak terjadi, orang-orang seperti itu mengalami kekurangan dalam hal finansial, bahkan terjerat dalam kemiskinan.
Sama halnya dengan jurnalis hebat yang saya temui itu. Tiap bulan dia masih harus bergelut untuk bisa bebas dari belenggu ekonomi yang pas-pasan. Saya menyarankan kepada dia untuk belajar tentang penjualan dan marketing. Tetapi, dia malah marah pada saya. "Kenapa saya harus belajar jualan? Saya kan bukan lulusan fakultas ekonomi atau sekolah bisnis, tetapi lulusan sekolah jurnalistik!"
Lalu, saya menanggapi ucapannya dengan berkata, "Lho, apa yang salah? Apakah berdosa jika lulusan jurnalistik mempelajari ilmu penjualan dan marketing?Coba Anda perhatikan Robert T Kiyosaki. Dia sebenarnya bukan penulis hebat seperti kebanyakan penulis di Indonesia. Kiyosaki hanya seorang penjual yang baik. Namun, dia mampu menjual ide atau gagasannya kepada orang banyak. Dia juga mampu mengomunikasikan bakat dan kelebihannya dengan cara yang tepat, orang yang tepat, dan waktu yang tepat. Maka, tidak heran bila bukunya Rich Dad Poor Dad menjadi bestseller di seluruh dunia. Dia menjadi penulis bestseller, bukan menjadi best writer.
Buku pertama yang ditulis Kiyosaki berjudul If You Want To Be Rich And Happy, Don't Go To School. Penerbitnya mengusulkan untuk mengganti judulnya menjadi "The Economics of Education". Kiyosaki mengatakan, kalau judulnya diganti seperti itu, kemungkinan bukunya hanya dibeli dua orang saja. Pertama adalah anggota kelurganya, dan kedua adalah sahabatnya. Dan, kedua orang tersebut pasti mengharapkan mendapat bukunya secara gratis.
Kiyosaki bukan anti terhadap pendidikan ekonomi di negaranya. Dia malah mendukung usaha peningkatan pendidikan finansial di Amerika Serikat. Tetapi, apa yang akan terjadi jika dia tidak dapat menjual ide atau gagasan dalam bukunya? Jika dia tidak belajar tentang penjulan dan marketing, mana mungkin bukunya menjadi bestseller di seluruh dunia? Bahkan, mungkin juga kita menemui Kiyosaki di pinggir jalan sebagai pengemis karena dia tidak bisa membiayai kebutuhan keluarganya.
Contoh lain adalah artis dunia yang terkenal dan memiliki bakat maupun keterampilan yang hebat, Vincent Van Gogh. Dia adalah sosok penjual yang payah. Dalam hidupnya dia tidak menjual satu pun karyanya kepada orang lain. Bahkan, untuk membiayai pernikahannya pun ia tidak mampu. Dan sampai akhir hidupnya dia tidak menikah dan hidup miskin.
Van Gogh hidup dari pemberian saudaranya. Bahkan, saudaranya menjadi jauh lebih kaya dari sebelumnya karena dia memberi penghidupan kepada Van Gogh. Inilah letak kekuatan memberi. Memberi pasti menerima.
Belajar dari kedua tokoh terkenal tadi, Kiyosaki dan Van Gogh, serta teman saya yang jurnalis hebat itu, ada beberapa hal yang bisa kita pelajarai supaya bisa mencapai terobosan finansial (financial breakthrough):

1. Manage Your Financial Cash Flow

Pengaturan arus kas yang baik dapat menghindari Anda dalam kesulitan keuangan. Baik keuangan secara global (perusahaan dan bisnis) atau keuangan keluarga.
Pribadi yang bijak adalah pribadi yang mampu mengendalikan arus kas dalam kehidupan keuangannya sehari-hari. Kita harus mampu memiliki uang kas yang cukup untuk kehidupan kita minimal tiga bulan ke depan, tanpa mengurangi gaya hidup kita. Maka, kita sudah bisa dikatakan bebas secara finansial.
Ada banyak pandangan yang mengatakan bahwa pengeluran kita harus ditekan semaksimal mungkin. Sebenarnya, ini merupakan kesalahan yang sangat fatal. Sebab, bukan pengeluarannya yang kita irit-irit sampai kita tidak bisa menikmati hidup ini. Dan, bahkan menyembah-nyembah uang bak dewa karena kita membutuhkannya. Yang betul ialah kita harus meningkatkan pendapatan kita semaksimal mungkin tanpa mengurangi gaya hidup kita sehari-hari. Jika Anda sudah mampu menerapkan hal ini, maka terobosan finansial dalam kehidupan keluarga Anda akan tercapai.

2. Manage Your System
Orang yang kaya raya dan sukses adalah orang yang pandai mengatur sistem. Karena, alam semesta bergerak menggunakan sistem. Sama seperti kehidupan ini. Orang yang pandai mengatur sistem dan belajar kepada alam semesta adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menjadi kaya raya dan sukses. Adapun sistem yang harus kita kontrol untuk mencapai kesuksesan -baik di organisasi ataupun keluarga- ialah sistem operasional, sistem keuangan, dan sistem penjualan atau marketing.
Baik sebagai pebisnis atau karyawan biasa, Anda harus mampu mengatur ketiga sistem tersebut. Karena, tanpa adanya sistem maka segala sesuatu akan berjalan dengan kacau dan tidak teratur. Jika Anda mampu mengatur ketiga sistem tadi, maka perusahaan/bisnis serta keluarga Anda akan dapat mencapai terobosan finansial secara optimal.

3. Manage Your Relationship

Hubungan yang baik dengan siapa saja dapat menjadikan Anda pribadi yang kaya raya dan sukses. Begitu juga dengan perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu menjaga hubungan yang harmonis antara supplier dan pembeli. Jika kedua hal ini berjalan dengan lancar maka keuntungan perusahaan akan meningkat.
Sama halnya dengan diri Anda, baik sebagai pekerja atau karyawan. Pekerja yang bisa kaya raya dan sukses adalah pekerja yang bisa menjaga hubungan yang baik dan harmonis dengan sesama rekan kerja dan atasan. Selain itu, Anda harus bisa berperilaku yang menyenangkan kepada semua orang di kantor atau lingkungan kerja.
Begitu pula dengan kehidupan pribadi keluarga Anda. Keluarga yang harmonis dan sukses adalah keluarga yang dapat menjaga hubungan yang erat dan saling terbuka di antara semua anggota keluarga. Tanpa ada sesuatu yang ditutup-tutupi dan saling mengasihi sesama anggota keluarga. Selain itu, keluarga yang sukses dapat kita rasakan melalui adanya kerinduan untuk cepat-cepat pulang ke rumah dan bertemu dengan seisi keluarga (karena sudah kangen dengan anak-anak, kakak, adik, ataupun orangtua kita).
Apa pun pekerjaan atau posisi Anda sekarang, sebagai karyawan, tukang parkir, penulis, petani, penjual jamu, tukang becak, presiden direktur, CEO, owner perusahaan, pejabat, menteri, bahkan presiden sekalipun, Anda harus memiliki terobosan finansial. Karena, dengan memiliki spirit ini maka kebebasan keuangan akan mengantarkan Anda menjadi pribadi yang bukan hanya menang dalam kehidupan ini, tetapi juga pribadi yang lebih dari pada pemenang, beyond the champion.

Bagaimana pendapat Anda?

28.5.08

Tempat Makan di Bandung (tahap I)

DAFTAR TEMPAT2 KULINER DI BANDUNG:
 
NASI GORENG
*           Borobudur, Jl. Setiabudi
*           Sumber Hidangan, Jl. Braga
*           Braga Permai (porsi besar)
*           Daerah Geger Kalong, dekat rental Prambanan
*           Toko Yu, Jl. Hasannudin
*           Jl. Bahureksa - depannya SMPK 4 BPK
*           Nasi Goreng Bejo, kantin Fisip UNPAR
*           Nasi Goreng JL. Rajiman
*           Jl. Sadewa
*           Jl. Kresna (depan salon, dekat lapangan)
*           Nasi Goreng Ohar di dalem pasar baru. Yang ini juga enak, kalau tidak tau tempatnya tinggal minta ditunjukkan kepada pedagang di sana tentang nasi goreng Ohar.
*           Nasi Goreng Jl. Kresna (depan Salon, deket lapangan)
*           Nasi Goreng di Abadi (dulunya the Tanabe), Jl. Setiabudhi
*           Nasi Goreng Ikan Asin, di Kafe Batu, jl. Burangrang
*           Nasi Goreng Ikan Asin, di Gerbong Antrik (alamat menyusul -lupa)
*           Nasi Goreng Jl. Pasirkaliki. Di sejajaran Gereja Hok Im Tong, sesudah melewati jalan semar nah di situ khan banyak orang jualan, cari salah satunya ... enak loh and banyak.
 
BASO TAHU
*           Borobudur, Jl. Setiabudi
*           Baso Panghegar Jl. Holis
*           Kingsley, Jl. Veteran, Bungsu
*           Baso Tahu Tegallega, deket Gg. Jaya, pas didepannya Jl. Otista 457 (hanya malam)
*           Baso Tahu Wibisana, Jl. Rama
*           Sasa di pengkolan Jl. Supratman
*           Sari-sari di deket pengkolan Jl. Ranggamalela - Sultan Agung
 
BATAGOR
*           Kingsley, Jl. Veteran, Bungsu (katanya berdus-dus dibawa ke Surabaya)
*           Jl. Purnawarman (dekat pintu keluar tempat parkir Gramedia)
*           Jalan Cibadak (depan toko buku merauke)
*           Jl Burangrang, di Martabak San Fransisco
*           Jl. Bungsu (deket toko kue 10 Satu)
*           Batagor di Simpang Dago dan Kopo
*           Batagor RIRI Jl. Burangrang
*           Batagor 99, Jl. Pasirkaliki bawah, sebelum stopan pajajaran
 
GUDEG
*           Jl. Lombok deket EEP (pindahan dari jalan Banda)
*           Jl. Surya Sumantri (sejajar museum Barli)
*           Gudeg Kabita, Jl. Jend Sudirman seberang rest. Phoenix
*           Gudeg Jogya Jl. RE Martadinata
*           Jl. Ksatriaan (dulunya gudeg Capitol) - hanya pagi
*           Jl. Semar dekat gereja Hok Im Tong (sampai siang)
*           Gudeg Aloy Jl.Sultan Agung
 
BASO MALANG
*           Jl. Cihampelas, deket wartel/St. East (sore jam lima s.d. malem)
*           Jl. Rajiman antara Likmi dan SD Paulus
*           Jl. Cipaganti (dekat Mesjid Raya Cipaganti)
*           Warung di Jalan Surya Sumantri (buka pagi-siang) sedikit dibawah Maranatha, sebelah kanan kalau masuk dari Terusan Pasteur.
*           Sekitar Mesjid Istiqamah Jl. Citarum
*           Bakso malang Jl. Burangrang deket restoran Sedep malem (sore jam 4)
*           Bakso Malang Jl. Karapitan

Shout Box Ditiadakan Sementara

Karena kondisi yang makin tidak kondusif dan adanya kata-kata yang relatif tidak bisa diterima dan kecenderungan adanya serangan balasan, maka shout box ditiadakan sementara. Harap maklum, namanya juga admin. Semoga besok atau nanti sore bisa dipasang lagi, asal gak ada yang bilang "gebleg" lagi ya? Admin sih ngga tersinggung, tapi kalau orang lain jadi marah?

tertanda "Admin"

Pindahan Saung

Tanggal 20 Mei lalu, angkut-angkut saung sumbangan dari Bengkel Padi. Lumayan lah, tidak minta tapi disumbang. Tetap harus memperbaiki, karena menurut konsultan Romli, saung ini agak kendor di beberapa tempat. Sempat atap saung patah di satu sisi.


Gotong Bareng

TAS (Tim Angkut Saung)

Bodi saung, waktu masih di Bengkel Padi (Pak Satya aja semangat!)

Foto lengkap ada di link sebelah, bisa dilihat-lihat kalau sempat. Masih menunggu sumbangan foto dari om Aji "susu bendera".

27.5.08

Intel New Catchphrase "Carry Small, Live Large"

Intel, bagi sebagian kita mungkin berarti merk televisi beberapa waktu yang lalu. Atau bisa berarti mata-mata polisi atau bagian keamanan negeri ini. Bagi sebagian kita, Intel juga dikenal sebagai produsen prosesor komputer serta chipset komputer yang mendominasi pasar dunia. Hampir setiap komputer yang kita temui menggunakan prosesor dan chipset produksi Intel.

Nah, baru-baru ini Intel memperkenalkan catchphrase baru yaitu "Carry Small, Live Large". Catchphrase atau bisa juga disebut slogan, bagi Intel ternyata tidak sekedar slogan tapi juga menunjukkan kemajuan teknologinya. Intel sudah bergerak untuk menyatukan banyak komponen ke dalam satu chip atau prosesor. Hal ini berarti dalam satu prosesor kecil bisa dilaksanakan banyak hal (carry small, live large). Kalau bapak ibu sekalian perhatikan kecenderungan banyaknya handphone tipis akhir-akhir ini sebenarnya hal itu juga menunjukkan gejala penyatuan beberapa fungsi dalam satu perangkat keras yang membuat ringkas.

Terus apa hubungannya? dulu ada kecenderungan spesialisasi pekerjaan dimana seseorang memiliki keahlian khusus sehingga dibayar mahal untuk keahliannya itu. mungkin kecenderungan itu masih ada sekarang dan mungkin makin kuat. Namun spesialisasi macem ini cenderung membentuk orang menjadi pekerja saja dan bukannya menjadi pewirausaha. Pendapat saya adalah seorang pewirausaha harus bisa mengamalkan "carry small, live large" dalam arti dia harus mampu berperan sebagai apa pun yang dibutuhkan. Peran inovasi, peran manajemen, peran kepemimpinan, peran negosiator, peran motivator dan lain-lain. Namun hal ini sebenarnya bisa dilakukan dengan tim yang solid. Tim kecil namun solid bisa membuat
perubahan besar dengan berbagai fungsi yang bisa dilakukan bersama dan saling memperkuat.

Jadi menyambut perayaan 17 Agustus ini, mari kontingen olah raga RT 10 ikut berperan secara aktif meningkatkan komunikasi antar warga dan sampingannya menjadi juara. Mungkin slogan kita bisa dirubah menjadi "carry big, live large"..karena kita banyakan ya?

WRT10

p.s. kita ada acara internal RT juga kan?

26.5.08

Kegiatan Rutin Kerja Bakti dan Berita Lain

Berhubung RT kita menerima sumbangan sebuah saung dari Bengkel Padi, maka minggu kemarin pak Budi Santoso dan Pak Gusri sepakat menentukan lokasi kerja bakti rutin bulan Mei adalah di wilayah sekitar saung. Untuk pak Budi dan pak Edi dari Bengkel Padi terimakasih sumbangannya, kami jelas tidak menolak karena itu merupakan murni kehendak dari
Bengkel Padi dan hal ini sangat membantu, terutama buat ibu-ibu. Rencana, kalau bisa di tengah saung akan dibuat perdiangan, supaya bisa taruh kompor atau apa di situ buat masak-masak rame-rame (model Oshin...).

Setelah beramai-ramai menggotong saung dari Bengkel Padi pada tanggal 20 minggu kemarin (itu ya, yang motret-motret supaya fotonya ditempel di website ini) akhirnya kita berhasil menempatkan saung itu di lokasi. Saung dalam kondisi relatif mengenaskan, sehingga akhirnya Romli sang kreator saung RT10 dipanggil lagi untuk memberikan pelayanan kesehatan agar saung sumbanganan bisa menjadi lebih sehat. Dalam kesepakatan kita harus mempersiapkan pondasi buat saung sehingga Romli tinggal melakukan usaha perbaikan. Romli akan kerja malem hari, jadi bagi penggemar gaple bisa lah mengatur waktu untuk menemani Romli.

Kerja bakti kemarin dimulai sekitar pukul 07.30. Diawali hanya sekitar 4 orang, dan tiba-tiba seperti laron pada dateng tuh bapak-bapak terutama dari blok KN2, KN3, KN4, KN5, dan KN6. Lumayan rame, karena ibu-ibu tiba-tiba mengerahkan segala makanan yang ada di rumah untuk dibawa ke saung. Pak Gianto (bang Zoe) juga bawa makanan dari rumah. Bersih-bersih
terutama mangkas rumput dan tanaman liar di sekitar saung. Buangan hijau (organik) penuh banget sampai pick up pak Humas kita kepenuhan.

Hari itu juga dipesan bahan material untuk bikin pondasi dari Acin, toko bangunan di sekitar gerbang VNI2. Dapat harga pertemanan, gara-gara badminton. Dibicarakan pula rencana memperbaiki wilayah sekitar saung tersebut sehingga layak untuk dibuat area bermain anak (kemarin ada uler lagi kecil...). Rencana ini jangka panjang sehingga tidak semena-mena. Sukses dan kerja bakti secara total berhenti sekitar jam 13.00, karena nunggu si Acin ngirim barang. Makanan habis bahkan pak Satya mendesak minggu depan ada kerja bakti lagi. Bulan depan direncanakan di sekitar lapangan parkir dekat rumah pak Edi, blok KN6. Kata orang udah kaya tempat jin buang anak, rumput udah tinggi dan lain-lain. Selain itu sekitar bulevard juga akan dibersihkan bekerjasama dengan RW35 (RT 01, blok KA). Jadi RT 10 sudah merambah wilayah hubungan dengan RW lain, tidak sekedar RW 39. Ayo maju terus pak Ramdani kita dukung.

mewakili Sie Humas

tambahan. Hasil rapat 17-an dan Pilkada Bupati Bogor di RT 07 sabtu malam menghasilkan keputusan bahwa Ketua TPS 12 (melingkupi rt 07-rt10) adalah Pak Arifin dari RT 10, anggota TPS diserahkan ke beliau untuk memilih.
Untuk 17-an, disepakati iuran dari RT dihitung per KK. Satu KK disepakati menyumbang Rp.10.000 untuk acara 170-an. Uang akan diambilkan dari kas RT.
Informasi lain, kaos Tim RT 10 sudah aman, sudah ada sponsor. Mantab pak Dedi nih kerjanya. Panitia 17-an RW belum selesai disusun, kaos Tim RT 10 sudah dapet. Selamat-selamat, usul: warna jangan oranye ya???

Bubarkan Indonesia

Disadur dari sawung.blogspot.com

Suatu hari seperti hari-hari biasanya filusuf plato dikelilingi oleh murid–muridnya. Salah seorang muridnya mengeluh mengapa negara mereka tak habis-habisnya didera masalah. Dengan senang Plato menjawab "Kesulitan dan kendala itu tidak akan pernah putus. Ia memang akan terus menurus membelit negara kita. Kesulitan tersebut juga menimpa kemanusiaan kita sendiri. Kesulitan tersebut akan hilang sampai para filusuf menjadi raja di dunia ini, atau mereka yang sekarang kita sebut sebagai raja dan penguasa itu sungguh-sungguh menjadi filusuf."

Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa masalah terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara telah terjadi sejak dahulu. Jadi wajar pula jika negara kita terus dilanda masalah. Masalah emang akan menimpa suata negara. Sebuah bangsa atau negara menjadi besar karena masalah atau
konflik. Mengapa konflik atau masalah membuat sebuah bangsa atau negara menjadi besar? Karena melalui konflik sebuah bangsa atau negara menjadi lebih paham menangani persoalan bangsanya dengan kata lain menjadi lebih dewasa apabila disikapi dengan cara yang bijak.

Apakah masalah yang telah menimpa bangsa Indonesia membuatnya menjadi lebih dewasa atau
hanya membuat bangsa ini menjadi hancur?Masalah yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia saat ini sangat banyak. Moralitas bangsa ini jatuh di titik paling bawah. Budaya yang telah lama dipegang telah ambruk sehingga orang asing sempat menyebut bangsa ini uncivilization. Sebuah penghinaan bagi bangsa ini. Krisis pemikiran melanda bangsa ini karena para penguasa cenderung memaksakan pemikirannya, pemikaran yang berbeda diberangus. Kekacauan terjadi
dimana-mana. Moralitas merupakan hasil bentukan dari lingkungan budayanya. Budaya feodalistik yang harusnya dihilangkan masih dipegang. Alasan bahwa kita ini orang timur selalu dijadikan pembenaran atas budaya feodalistik. Pemberian upeti atau hadiah dianggap wajar. Pemimpin atau orang yang lebih tua selalu diikuti meskipun orang tersebut salah. Segala perkataan dan perbuatannya selalu dianggap benar, jarang sekali ada yang berani berkata dengan tegas bahwa pemimpinnya salah. Padahal kebenaran tidak memandang batas usia. Untuk bersiakap kritis sangat sulit, apabila ada orang yang berpemikiran kritis langsung diberangus. Masyarakat kita mengalami krisis reifikasi. Masyarakat telah dilumpuhkan
daya pikirnya. Tidak ada komunikasi dua arah. Dalam Suasana kacau balau para cendikiawan malah membela kelompok masing-masing. Tidak ada lagi nilai luhur kemandirian intelektual. Kecendikiawanan malah dilacurkan untuk kepentingan jangka pendek kekuasaan dan uang. Para pakar politik, ekonomi, hukum dan lain-lain yang berbusa-busa mengritik pemerintah tiba-tiba terdiam setelah menjadi anggota DPR atau lembaga tertentu bentukan atau yang didanai pemerintah.

Bidang pendidikan yang merupakan masa depan bangsa ini juga tidak kalah rusaknya. Pendidikan tidak menghasilkan generasi kritis dan intelektual. Pendidikan menghasilkan manusia-manusia yang berpikiran pragmatis dan sempit. Pendidikan tidak membebaskan pemikiran justru memasung pemikiran. Dari mulai tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi semuanya mengalami hal yang sama. Guru yang seharusnya menjadi teladan dimasyarakat malah terpinggirkan. Pendidikan kita hanya mengajarkan hapalan-hapalan bukan pemikiran kreatif dan kritis. Oleh karena itu kita melihat saat ini sedikit sekali generasi muda kita yang mampu menjadi tumpuan masa depan yang lebih baik.

Karena persoalan yang terjadi pada pemikiran kita, akal sehat kita, moralitas kita, budaya kita dan pendidikan kita maka harus dicari satu solusi yang paling substansial, yang paling mengena untuk seluruhnya. Yang paling mengena adalah revolusi kebudayaan. Revolusi ini bukan revolusi ala revolusi kebudayaan cina. Revolusi kebudayaan ini bukan paksaan terhadap orang lain, apalagi masyarakat (kalau itu yang terjadi maka yang timbul adalah sistem oteriter yang lain).

Revolusi ini adalah sebuah proses radikal untuk menyadarkan dan mengemansipasi diri sendiri. Masing-masing diri kita merevolusi diri sendiri. Merubah hal-hal yang buruk pada diri kita sendiri menuju manusia berpemikiran bebas dan mandiri yang bertanggungjawab dan berbudaya.. Manusia beradab yang memiliki integritas moral. Revolusi yang digerakkan, dimulai dan ditujukan untuk diri sendiri merupakan salah satu pemecahan terhadap krisis yang melanda bangsa ini. Revolusi ini seperti halnya revolusi Meiji yang merombak diri sendiri, baru berdampak pada kelompok dan negaranya. Tokugawa merevolusi dirinya sendiri dari tukang perang menjadi seorang organisator, pelayan rakyat dan pecinta damai. Seperti Malaysia yang dapat merubah bangsanya.

Bagaimana seharusnya revolusi budaya ini dijalankan? Perubahan ini harus melibatkan seluruh rakyat. Kita harus dapat membangun kesadaran kritis kepada seluruh komponen bangsa ini. Kesadaran kritis untuk merubah bangsa ini. Cara yang terbaik yaitu melalui pendidikan. Hanya hayalan saja kalau kita ingin bangsa ini maju tapi pendidikan kita tidak benar. Kita bangun pendidikan yang mampu mencerdaskan seluruh bangsa ini. Merubah kelas sendiri jauh lebih sulit, apalagi jika kelas tersebut sudah mapan. Meiji berhasil karena waktu itu mereka berhasil merubah kelas mereka terlebih dahulu.Orang-orang muda yang berpikiran maju harus langsung diberi kesempatan. Ito,Saigo, Okubo para pemimpin muda aliansi Satsuma-Chosu adalah para jendral perang meiji yang masih sangat muda, usia mereka saat itu masih dua-puluhan. Para jenderal perang muda itu mampu merombak bangsanya sendiri. Orang muda ini walaupun masih muda tetapi berpikiran maju, mereka tidak hanya memikirkan dirinya sendiri mereka memikirkan masa depan bangsanya. Mereka tidak hanyut oleh kekuasaan, bagi mereka kekuasaan adalah sebuah jalan untuk memajukan bangsanya. Pada awal restorasi pun banyak terjadi perlawanan terhadap restorasi, tetapi dengan idealisme dan konsistensi mereka dapat melewati masa itu dan meyakinkan mereka yang menentang dengan hasil yang diperoleh. Moralitas yang dibangun adalah moralitas universal. Salah satunya adalah bila mencuri itu dilarang oleh semua bangsa tidak hanya tidak sesuai pancasila. Moralitas yang bukan hanya milik satu ideologi, agama, bangsa dan negara saja tetapi milik semua manusia.

yang nge-net dari rum...

23.5.08

okezone.com - Mengajarkan Anak Gemar Membaca

Saduran dari okezone.com

Kamis, 22 Mei 2008 - 15:51 wib

Chaerunnisa - Okezone

MEMBIASAKAN gemar membaca kepada anak dapat memberi nilai tambah yang berguna bagi kehidupannya. Melalui bacaan, anak-anak akan memeroleh pengetahuan tentang segala hal serta pengalaman yang luas di masa yang akan datang.

Menurut psikolog Tika Bisono MpSi, untuk mengembangkan minat baca pada anak dapat dimulai sejak dini. Yaitu pada saat anak masih berusia beberapa hari. Cara yang dilakukan orangtua ialah membiasakan self talk (berbicara sendiri) sejak anak masih kecil.

"Konsep berbicara dan berbincang sudah harus diterapkan pada anak saat menggantikan popok, memandikannya, atau saat mereka sedang makan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan stimulasi sejak dini. Meski demikian, anak belum bisa membalas percakapan kita, self talk yang dibiasakan tersebut akan mengasah anak untuk babbling (bercakap-cakap)," kata Tika kepada okezone ketika dihubungi melalui telepon genggamnya, Kamis (22/5/2008).

Setelah tahapan mulai bisa berbicara telah dilalui, lanjut Tika, maka lanjutkan dengan kegiatan membacakan buku kepada mereka. "Konsep deskriptif (bentuk tulisan) itu lebih sulit daripada visual. Karena itu, membacakan buku sudah dapat diperkenalkan," terang psikolog yang dekat dengan dunia remaja itu.

Nah, agar dapat diterima dengan baik, maka ragam bacaan yang diberikan harus sesuai dengan tahap perkembangannya. Bacaan yang diberikan, menurut Tika, mulai dari bentuk yang banyak gambarnya, lalu meningkat lagi dengan banyak gambar dan tulisan, sampai banyak tulisan sedikit gambar.

"Untuk mengembangkan minat baca anak, orangtua berperan sangat aktif, setelah itu baru masuk campur tangan sekolah. Melalui bacaan akan meningkatkan intelektual dan intelegensi verbal anak," papar duta kampanye "Tangani Tepat Demam pada DBD Anak" itu.

Begitu bermanfaatnya bacaan, ditambahkan Tika, maka bila orangtua meminta bantuan pengasuh anak pun kemampuan verbalnya harus senantiasa jalan.

Ada pun aktivitas yang dapat dilakukan untuk menanamkan gemar membaca pada anak, masih menurut Tika, dapat dimulai saat anak hendak tidur. Bahkan saat mereka tengah minum susu atau setelah menghabiskan makan (waktu istirahat). Hanya saja, cara penyampaian bacaannya pun harus dengan teknik yang pas yaitu mendongeng.

"Orangtua harus belajar teknik mendongeng agar bacaan yang diberikan dapat diterima baik oleh sang buah hati. Pembiasaan lewat hearing tersebut, akan membuat anak terbiasa mendengar orang berbicara," jelasnya.

Nah, membiasakan anak selalu membaca, maka akan berdampak baik pada kehidupan sang buah hati di masa yang akan datang. Terutama terhadap perkembangan intelegensia verbal dan linguistik meningkat.

"Anak yang gemar membaca akan mudah menyampaikan pikirannya secara gamblang, bila diberi tanggung jawab membuat konsep maka akan sistematis. Kekayaan dari kosakata yang dimilikinya pun sangat tinggi. Dan paling penting anak akan memiliki kemampuan komunikasi yang baik," ungkap wanita berkulit hitam manis ini.

Tak hanya itu saja, sambungnya, dengan membiasakan gemar membaca buku, maka anak akan memeroleh tantangan yang lebih tinggi dari bacaannya itu. Bagaimana, sudahkah Anda mengajak anak membaca? (nsa)

22.5.08

Stay Hungry, Stay Foolish

Pidato Steve Job, pendiri Apple dan Pixar

Pidato Steve Job di Acara Wisuda Stanford University:



"Stay Hungry. Stay Foolish"

Saya merasa bangga di tengah-tengah Anda sekarang, yang akan segera lulus dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah selesai kuliah. Sejujurnya, baru saat inilah saya merasakan suasana wisuda. Hari ini saya akan menyampaikan tiga cerita pengalaman hidup saya. Ya, tidak perlu banyak. Cukup tiga.

Cerita Pertama: Menghubungkan Titik-Titik
Saya drop out (DO) dari
Reed College setelah semester pertama, namun saya tetap berkutat di situ sampai 18 bulan kemudian, sebelum betul-betul putus kuliah. Mengapa saya DO? Kisahnya dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah mahasiswi belia yang hamil karena "kecelakaan" dan memberikan saya kepada seseorang untuk diadopsi.

Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk dipungut anak semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka berubah pikiran bayi perempuan karena ingin. Maka orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut berikutnya, mendapatkan telepon larut malam dari seseorang: "kami punya bayi laki-laki yang batal dipungut; apakah Anda berminat? Mereka menjawab:
"Tentu saja." Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat SMA. Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian, setelah orang tua saya berjanji akan menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi.

Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun, dengan naifnya saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan orang tua saya- yang hanya pegawai r endah an-habis untuk biaya kuliah. Setelah enam bulan, saya tidak melihat manfaatnya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka. Maka, saya pun memutuskan berhenti kuliah, yakin bahwa itu yang terbaik. Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil.

Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai. Masa-masa itu tidak selalu menyenangka n. Saya tidak punya kamar kos sehingga nebeng tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi
kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat berharga. Saya beri Anda satu contoh:

Reed College mungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS dalam hal kaligrafi. Di seluruh penjuru kampus, setiap poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya. Karena sudah DO, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat. Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.

Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah komputer pertama yang bertipografi cantik. Seandainya saya tidak DO dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu. Andaikata saya tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah. Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang. Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik
dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang. Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat banyak perbedaan dalam kehidupan saya.

Cerita Kedua Saya: Cinta dan Kehilangan.
Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz dan saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan. Kami baru meluncurkan produk terbaik kami-Macintosh- satu tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat.

Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan? Yah, itulah yang terjadi. Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Dalam satu tahun pertama,semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang.

Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan. Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya -saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari
Silicon Valley . Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali- saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal. Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itu mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.

Dalam
lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia. Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya kembali lagi ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki keluarga yang luar biasa. Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan kehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun pasangan hidup Anda. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai. Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama-semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.

Cerita Ketiga Saya: Kematian
Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: "Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar." Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri: "Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?" Bila jawabannya selalu "tidak" dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya harus berubah. Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar. Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal-tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada. Mengingat kematian adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.

Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul
7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati. Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang. Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal. Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana , mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang. Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi.

Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna:Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda. Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang begitu.

Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua.

Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama "The Whole Earth Catalog", yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di
Menlo Park , dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya. Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid. Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat. Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi "The Whole Earth Catalog", dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir. Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang. Di bawahnya ada kata-kata: "Stay Hungry. Stay Foolish."
(Jangan Pernah Puas. SelaluMerasa Bodoh). Itulah pesan perpisahan yang dibubuhi tanda tangan mereka. Stay Hungry. Stay Foolish. Saya selalu mengharapkan diri saya begitu. Dan sekarang, karena Anda akan lulus untuk memulai kehidupan baru, saya harapkan Anda juga begitu. ..Stay Hungry. Stay Foolish.

(Diterjemahkan oleh Dewi Sri Takarini, alumni sebuah perguruan tinggi di
Australia )

Reformasi 1998 Gara-Gara ibu Tien Wafat?

Tanggal 21 Mei pada tahun 1998 adalah hari saat mana Pak Harto turun dari jabatannya sebagai presiden di republik ini. Tanggal 21 Mei kalau tidak salah diperingati sebagai hari Reformasi dan dirayakan oleh, terutama, korban-korban tragedi semanggi. Walaupun begitu pak Harto berhasil menanamkan pola-pola pembangunan positif seperti PKK, pos yandu, KB dan lain-lain selama masa dia berkuasa. Bill Clinton berhasil menuntaskan jabatannya sebagai presiden Amerika walaupun ada ancaman pemecatan oleh kongres Mental pak Bill ini sangat kuat dan keluarganya
solid walau si Bill ini kena skandal dengan Monica Lewinski.

Apa kesamaan pak Harto dan si Bill ini? sama-sama pernah jadi presiden negara dengan penduduk yang relatif besar di dunia. sama-sama lelaki. sama-sama sukses memimpin negara sampai pada batas tertentu). sama-sama punya istri satu dan istri mereka adalah orang yang sangat berpengaruh dan kuat.Kalau kita kembalikan ke diri kita masing-masing, terutama para bapak, kita tidak mungkin lahir di dunia tanpa wanita. ibu adalah orang yang membawa kita ke dunia ini. dengan kasih sayang ibu menyusui kita, mendidik kita, dan mendoakan kita sehingga kita menjadi seperti ini sekarang. kesuksesan bapak-bapak semua tidak lepas dari peran orang tua terutama ibu.

Dalam agama salah satu agama besar, peran ibu sangat dijunjung tinggi dan wanita sangat dihormati dan dilindungi. Kenapa? karena perannya yang sedemikian vital, terutama bagi anak keturunan. Agama tersebut menharuskan kita untuk menghormati ibu 3 kali lebih banyak daripada kita hormat kepada bapak. Dalam budaya kita juga terdapat pepatah "surga ada di telapak kaki ibu". begitu pentingnya peran ibu (wanita) dalam hidup ini sampai ada pepatah "dibalik lelaki yang sukses terdapat wanita yang hebat:". siapa wanita itu? entah ibu atau istri atau bahkan anak perempuan.

Kita lihat kembali ke perjalanan pak Harto di atas. Coba bayangin kalau pak Harto tidak didampingi ibu Tin. Mana PKK sukses? mana pos Yandu sukses? mana ada Taman Mini Indonesia Indah? Coba lihat perjalanan Bill Clinton. Dia tetap tegar karena Hillary Clinton mendukung dia sepenuh hati walaupun sudah terbukti adanya selingkuh. Bahkan terbukti sekarang Hillary maju ke pemilihan presiden. Wanita yang hebat.

Namun begitu kalau ingat pak Harto setelah ditinggal ibu Tin...jadinya beliau malah turun dari jabatan. Patah semangat karena bu Tin tidak ada lagi. Ingat "Matahari" yang menjadi skandal besar spionase jaman hindia belanda? jadi kacau kan pemerintahan hindia belanda waktu itu? atau kisah walikota new york baru-baru ini yang langganan wanita panggilan. gara-gara itu turun jabatan dia sehingga program dia kacau semua. Atau yang agak baru si Nicolas Zarkozy..kepopulerannya turun di mata orang perancis gara-gara dia menikahi Carla Bruni.

Dari ilustrasi di atas tampak jelas bahwa "wanita" bisa mengubah wajah dunia menjadi lebih baik atau menjadi buruk (jelas tergantung lelakinya juga)

Ada yang bilang kalau wanita lebih banyak menggunakan perasaan daripada logika (ada bukunya Men are from Mars, Women are from Venus). Sehubungan dengan kodrat dia tampaknya hal ini sangat benar. Perasaan kasih sayang yang tercurah kepada anak keturunan dalam merawat dan mendidik bisa menjadikan anak-anak tersebut kuat dan berkarakter di masa depan. Sehingga berbekal perasaan ini ada kecenderungan wanita juga emosional. misalnya pre menstruasi, tiba-tiba ibu-ibu bisa uring-uringan sendiri. bagi pada bapak jadi susah..ini salah itu salah. secara emosional wanita mudah tersentuh, walau tetap ada pengecualian.

Kodrat pria memang lain dari wanita, dalam arti misalnya pria harus bekerja mencari nafkah. Secara kodrat pula ada yang bilang bahwa pria cenderung atau harusnya berpikir secara logis dan sedikit mengikutkan perasaan dan emosi. Makanya pemimpin besar umumnya laki-laki. Mereka umumnya logis, obyektif, kepala dingin, faktual, dan umumnya tegas. Ada juga yang pemarah tapi berdasarkan alasan logis.

Namun ibu selalu menanamkan kromosom xy kepada lelaki (lulus SMP kan? jadi tahu dong?), jadi selalu ada komponen "wanita" di dalam lelaki. masalahnya adalah kalau komponen ini porsinya kuat sekali....apa jadinya? jadi bencong? buka salon dong? ngga logis? ngga obyektif? kepala panas? penuh asumsi (ngga faktual), susah diajak tegas?. kalau pria sudah teracuni wanita....bubar jalan lah...apa kata dunia?

Jadi buat bapak-bapak (khususnya penghuni KN7, KN6, KN5, KN4, KN3 dan KN2 VNI3 dan ibu-ibunya juga ding yang tinggal di blok itu ya?), respek terhadap wanita, gunakan sisi "wanita" secukupnya serta dengarkan wanita dengan logis. IMHO ya? IMHO (in my humble opinion) jadi CMIIW (correct me if i am wrong)

p.s. kalau tehnya gak enak, dan tetep diminum juga, tanggung sendiri resiko
p.s. lagi...sumber: percakapan antara suami dan istri

KN5/4

Sang Mentor III

Kisah Sang Mentor (Bagian III - Habis)

Di belakang rumah, dekat dapur, ternyata ada sebuah tangga menurun
menuju sebuah ruang bawah tanah, yang ukurannya tidak terlalu besar.

"Ruangan ini dulunya dipakai orang tua saya untuk menyimpan padi, karena
beliau petani. Karena saya tidak lagi bertani, maka sekarang saya pakai
sebagai ruang kerja", ujar Pak Soma seraya menunjuk ke sudut ruangan.
Semua yang hadir melihat betapa di tempat itu terdapat satu set komputer
lengkap dengan aksesorisnya, faksimili dan ada juga seperangkat radio
komunikasi yang tampak sudah tua. "Saat sekarang saya berhubungan dengan
kantor pusat melalui internet yang ada di komputer ini. Tapi dua puluh
tahun lalu, ketika internet belum ada, saya gunakan radio SSB itu.."

Wawan dan Hadi termangu sambil berdecak kagum, tapi Bu Soma hanya
senyum-senyum saja.

"Nah, kebetulan di ruangan ini ada 4 buah kursi. Silahkan duduk di sini
saja. Sekarang saya ingin meneruskan pembicaraan dengan suatu hal yang
menurut saya cukup penting", Pak Soma mengangsurkan tangannya untuk
mempersilahkan hadirin duduk.

"Saya katakan ini cukup penting, karena berhubungan langsung dengan
kalian berdua, Wawan dan Hadi. Saya perlu menekankan bahwa orang
berusaha itu perlu memegang etika. Jangan curang, jangan culas. Tidak
sombong, jangan pamer kehebatan, kekuasaan dan kekayaan. Itu sebabnya,
saya larang Direksi menggunakan mobil mewah, kalau tidak sedang dalam
dinas yang betul-betul memerlukan mobil mewah. Kamu lihat Wan, di depan
itu ada mobil niaga yang diparkir? Nah, itulah mobil si Hadi sebagai
Direksi kalau sedang dalam perjalanan non-dinas resmi seperti sekarang.
Saya lihat kamu ke sini mengendarai BMW 720i..", ujar Pak Soma. Yang
ditegur hanya tersipu malu.

"Lalu, ingat bahwa kita punya tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.
Banyak berderma, menyumbang orang miskin.. Jangan lupa lingkungan tempat
kita berada. Saya sebagai pemilik warung di kampung, telah melakukannya.
Kampung ini tertata dengan baik, jalan-jalan beraspal mulus, lingkungan
bersih dan asri, fasilitas umum mulai dari sistem irigasi, air bersih
untuk minum, WC dan tempat mandi umum, tempat ibadah dan lain
sebagainya, semua tersedia. Siapa sangka bahwa semua itu berasal dari
sumbangan seorang tua jelek penunggu warung?", kata Pak Soma berseloroh..

"Apa warga kampung mengetahui kalau semua itu dari Bapak?", tanya Wawan
dan Hadi hampir serentak.

Pak Soma tertawa kecil. "Tidak. Mereka hanya tahu itu hasil kerja Pak
Lurah dan Pak Camat. Saya selama ini menjalin kerja sama dengan
pemerintah setempat untuk itu semua. Dan tentu saja minta mereka
merahasiakan jati diri saya..hehe.. Itu yang saya maksud dengan tanggung
jawab sosial, tapi tidak perlu menjadi sombong dan ingin dipuji saat
kita melakukannya" .

Hadi dan Wawan mengangguk-angguk tanda setuju.

"Nah, sekarang bagian yang terakhir dan terpenting.. ", lanjut bos PT
Harimau Sakti itu. "Ini sejarah bisnis kamu Wan. Saya 21 tahun lalu
sangat terharu tatkala kamu datang ke saya untuk pamit dan menyatakan
diri untuk pergi ke kota dan memulai usaha. Saya terharu karena kamu
waktu itu masih amat muda belia, baru 19 tahun, tapi semangat kamu sudah
menggebu-gebu. Maka saya benar-benar serius memberikan semua yang saya
tahu tentang dunia bisnis kepadamu Wan.

Tidak itu saja, ketika kamu berangkat, diam-diam saya menelpon seorang
anggota Direksi PT Harimau Sakti untuk mengikuti dan memantau semua yang
kamu lakukan di kota . Orang itu adalah atasannya si Hadi dan sekarang
sudah pensiun. Namanya Pak Slamet.

Ketika usaha kamu masih kecil, saya minta Pak Slamet untuk datang
menjadi salah seorang pelanggan setia kamu. Saya berjaga-jaga
kalau-kalau kamu kesulitan di awal usaha, setidaknya kamu masih punya
pelanggan setia. Tapi syukur, kamu cukup sukses, pelanggan kamu banyak,
sehingga Pak Slamet tidak perlu berperan terlalu aktif. Ia cuma salah
seorang pelanggan biasa diantara sekian banyak pelanggan kamu yang lain.

Setelah perusahaan kamu menjadi besar, saya minta salah seorang manajer
keuangan kepercayaan saya serta seorang sekretaris, melamar ke kantor
kamu berbekal referensi dari salah satu anak perusahaan Harimau Sakti
yang saya yakin kamu tidak pernah mendengar namanya. Karena mereka
memang piawai, mereka diterima baik di perusahaan kamu Wan, dan sejak
itu mereka bekerja menjadi mata-mata saya untuk memantau segala sepak
terjang kamu di dunia bisnis. Jangan khawatir Wan, mereka tidak pernah
memata-matai urusan pribadi kamu. Maksud saya hanya ingin menjaga agar
bisnis kamu tetap berada di jalur yang benar.

Nah, melalui manajer keuangan dan sekretaris itulah, selain menerima
informasi mengenai semua sepak terjang bisnis kamu, saya juga selalu
menitipkan kiat-kiat usaha kepadamu tanpa kamu pernah menyadari bahwa
itu dari saya.."

"Saya juga ingin kamu tidak menjadi pengusaha yang cengeng. Itu sebabnya
PT Harimau Sakti selalu membayangi perusahaan kamu di setiap pasar. Di
pasar ritel, kamu kalah dari perusahaan si Hadi ini, tapi tetap menang
terhadap perusahaan-perusaha an lain.

Demikian juga di sektor korporasi. Di pemerintahan, dari 8 kali tender,
kamu kalah 7 kali, tapi saya instruksikan orang-orang saya agar kamu
menang di satu kali tender sisanya. Ini untuk membangkitkan semangat dan
rasa penasaran kamu Wan. Kalau kamu saya kalahkan total, pasti kamu akan
putus asa, sehingga bukannya penasaran, kamu bisa-bisa malah patah arang.."

"Berdasarkan pantauan kami, kamu memang benar-benar pengusaha yang baik,
ulet dan penuh tanggung jawab, Wan. Kamu tidak pernah melakukan hal-hal
yang aneh-aneh, tidak hura-hura, selalu memikirkan kesejahteraan
karyawan dan banyak hal positif lainnya. Sampai sekarang, orang-orang
saya tetap memantau kamu, itu sebabnya saya tahu rencana kamu untuk
datang ke kampung ini. Maka saya lantas memanggil si Hadi,
memberitahukan rencana untuk mengatur pertemuan dengan kamu hari ini.

Hari ini juga saya melihat hal-hal baik dari dirimu, antara lain kamu
telah memberitahukan isteri saya tentang rencana kamu untuk membalas
budi dengan niat untuk memperbaiki dan merenovasi rumah dan warung saya.
Meski mengendarai BMW, saya lihat kamu masih mau mengemudikan mobil
sendiri ke kampung tanpa supir dan kencenderungan menjadi bossy. Saya
terkesan.."

Suasana hening sejenak..

"Sementara itu, kamu kan tahu Wan, bahwa saya tidak memiliki keturunan.
Saya sudah tua dan tidak juga ada salah satu famili saya yang piawai di
bidang bisnis modern. Oleh sebab itu, straight to the point, dengan ini
saya nyatakan keinginan saya di depan isteri saya dan si Hadi ini, untuk
meminta kamu, Darmawan, agar bersedia kiranya menerima tanggung jawab
atas perusahaan PT Harimau Sakti.

Dengan demikian, semua saham saya di perusahaan ini menjadi milikmu.
Kamu tidak usah risau dengan nasib saya dan isteri, karena saya
benar-benar ingin kembali menjadi Soma yang dulu, Soma orang kampung
penjaga warung kelontong yang hidup damai serta tenteram beserta seluruh
warga kampung lainnya.."

Di detik itu, kepala Wawan terasa berdenyut-denyut dengan keras. Matanya
membelalak dan mulutnya ternganga tanpa disadari. Tidak pernah diduganya
bahwa hari ini akan terjadi rentetan peristiwa yang sungguh-sungguh aneh
dan nyaris tak masuk akal, menyebabkan dirinya terkaget-kaget antara
percaya dan tidak. Ia merasa kecil berhadapan dengan bos Harimau Sakti
ini, karena selama 21 tahun berkarya, ternyata semua pencapaiannya masih
berada di bawah bayang-bayang kebesaran seorang Pak Soma.. Atau
tepatnya, Citra Sumawidjaya, pendiri sekaligus pemilik kelompok usaha PT
Harimau Sakti. Namun demikian, semua pujian yang diberikan tokoh ini pun
terasa penuh kejujuran dan ketulusan, sehingga di lain sisi, ia merasa
bangga pula dengan dirinya.

Lewat beberapa saat, ia baru bisa menjawab: "Beri waktu saya berfikir,
Pak…"

Pak Soma tersenyum. "Tentu saja Wan. Kamu tenang saja, dan tidak perlu
jawab sekarang. Kamu fikirkan saja dengan santai, hanya pesan saya,
inilah kesempatan kamu untuk berkontribusi lebih banyak lagi kepada
masyarakat. Kalau kamu lewatkan, wah.. kamu telah menyia-nyiakan
kesempatan berbuat baik yang diberikan Tuhan.."

"Mulai hari ini, saya harap kamu terus berhubungan dengan Hadi, ia akan
membantumu memberikan pandangan-pandangan , informasi–informasi dan
masukan-masukan yang mungkin kamu butuhkan.." lanjutnya.

"Saya pikir, itu saja yang saya ingin sampaikan. Barangkali ada yang mau
ditanyakan? Wawan? Hadi?

Karena keduanya terlihat bimbang lalu menyatakan tidak ada pertanyaan,
Pak Soma berkata: "Nah, sekarang sebaiknya kita makan dulu bersama-sama.
Sudah hampir waktu ashar.." Tanpa banyak bicara, mereka berempat lantas
berpindah ke ruang makan, lalu makan siang bersama. Di sini tampak
mereka lebih banyak tenggelam dalam fikirannya masing-masing. .

Pertemuan itu bubar setelah sholat ashar. Dalam perjalanan pulang di
atas mobilnya, Wawan berfikir: "Hari ini aku mengalami peristiwa yang
mengguncangkan. Ternyata di dunia ini ada sosok manusia seperti Pak
Soma. Sosok seorang pemimpin yang mampu bekerja untuk orang banyak,
tanpa orang banyak perlu tahu tentang dirinya. Di atas itu semua, dialah
seorang mentor bisnis paling luar biasa yang pernah aku temukan. Tuhan
Maha Besar.." (Selesai).

CH

13.5.08

Bersama Kita Bisa Apa, Ya?

Disadur bulat-bulat dari Kompas.Com
sentilan yang menarik...ayo bangkit

Pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, berkampanye di hadapan ribuan massa yang datang ke Stadion Gelora 10 Nopember, Surabaya, pada kampanye Pemilu 2004.
Selasa, 13 Mei 2008 | 07:07 WIB

Oleh Budiarto Shambazy


Pada awal dekade 1980-an, Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew sebal kepada warganya sendiri, terutama yang berkecimpung di sektor layanan umum. Mereka punya dua kebiasaan buruk: kurang ramah dan suka buang dahak di sembarang tempat.

PM Lee lalu melancarkan kampanye nasional mengajak warga belajar senyum lagi. Ia memanfaatkan Mr Groovy, ikon asosiatif berwajah kuning serupa matahari dengan kedua ujung bibir ditarik ke atas pertanda senyum. Ikon itu ditambahi tulisan ”Smile, Please!” Tanda seru sengaja ditampilkan untuk menimbulkan kesan paksaan karena PM Lee tahu sukarnya mengubah tabiat warga Singapura yang kurang ramah itu.

Ia menerbitkan jutaan stiker, spanduk, pin, lambang, dan aneka barang cetakan dengan beragam ukuran yang bergambar ikon itu. Ada stiker di taksi, gambar besar di atas mesin kasir, dan spanduk di jembatan penyeberangan.

Pada awalnya kampanye senyum itu sempat ditentang karena kalau orang tersenyum terus bisa dibilang kurang waras. Namun, sikap ramah paling tidak membuat betah wisman dari sini rajin berbelanja ke Singapura.

Andaikan produk yang dicari tak ada, pelayan toko rela mencarikan alamat toko-toko lain— bahkan menelepon—untuk Anda. Beda dengan pelayan toko di sini yang kalau ditanya telah terbiasa menjawab, ”Wah, saya enggak tahu.”

Soal buang dahak, PM Lee menerapkan aturan denda yang nilainya besar. Denda besar diberlakukan pula untuk yang tertangkap tangan merokok, lupa menyiram kloset sehabis buang hajat, dan sebagainya.

PM Malaysia Mahathir Mohamad hebat ketika mencanangkan ”Malaysia Boleh!”. Tujuannya satu: membangkitkan patriotisme rakyat untuk mencetak prestasi di berbagai bidang, termasuk olahraga dan pariwisata. Hasilnya antara lain sukses kampanye pariwisata ”Malaysia, Truly Asia”. Di bidang olahraga, prestasi mereka menjulang di tingkat dunia, Asia, dan Asia Tenggara.

Amerika Serikat (AS), bangsa penemu internet, sejak 1993 telah menyiapkan ”manusia analis-simbolik” untuk mempertahankan daya saing pada abad ke-21. Mereka mendagangkan simbol-simbol yang dimanipulasi—data, kata, atau isyarat oral-visual.

Mereka peneliti, perancang, ahli perangkat lunak komputer, ahli bioteknologi, pakar suara, konsultan, musisi, penulis, dan lainnya. Mereka menjual jasa menyelesaikan, mengidentifikasi, dan memperantarai simbol-simbol yang telah dimanipulasi itu. Mereka menyederhanakan semua abstraksi yang potensial dijual. Abstraksi itu diatur ulang, diolah tuntas, dieksperimentasi, dikomunikasikan dengan analis-simbolik lainnya, dan diubah menjadi produk baru yang siap dipasarkan.

Banyak jalan menuju Roma, banyak cara bagi bangsa untuk bangkit. Pas Mei 2008 ini kita memperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional sekaligus 10 tahun Reformasi dan lengser ing keprabon. Bangsa ini sejak 1908 mendapat kesempatan bangkit karena sempat ”tidak hidup lagi” dua kali, tahun 1965 dan 1998. Namun, kebangkitan tahun 1965 dan 1998 tak berlangsung lama.

Kebangkitan 1965 dan 1998 berlangsung sebentar saja karena yang bangkit cuma segelintir orang yang punya kuasa dan uang. Sisanya, kayak Anda dan saya, tidur lagi seperti habis digigit lalat tsetse dari Afrika. Anda dan saya dipaksa ikut ”Kesetiakawanan Sosial”, ”Gerakan Disiplin Nasional”, atau ”Aku Cinta Produk Indonesia”. Ya, sudahlah.

Kebangkitan ala 1908 masih akan tetap susah karena, seperti ditulis Mochtar Lubis tahun 1977, ada enam ciri manusia Indonesia. Selama 31 tahun kita masih terbelenggu kultur yang lama sekalipun sistem dan struktur telah berubah-ubah.

Ciri pertama manusia Indonesia munafik. Pak Mochtar menulis ”kata sakti” itu dengan huruf-huruf kapital—mungkin pertanda saking sebalnya dia. Setiap kali mendengar kata munafik, saya langsung ingat watak presiden kita yang kedua. Bagaimana dengan Anda?

Ciri kedua, enggan bertanggung jawab. Dalam setiap pemeriksaan kasus korupsi sang pejabat biasanya enggan ”menjawab” interogasi, apalagi ”menanggung” kesalahan dia. Sampai kini tak ada yang mengaku bertanggung jawab atas tragedi 12 Mei, padahal militer mengajarkan pentingnya bersikap ksatria. Ciri ketiga, feodal.

Ciri keempat, masih percaya takhayul dan jago bikin perlambang tanpa makna. Masih percaya takhayul dalam bahasa abad ke-21 artinya ”masih menunggu kedatangan Ratu Adil/ Satria Piningit untuk memimpin bangsa”.

Jauh sebelum Pak Mochtar sudah ada yang menulis parahnya watak memercayai takhayul, yakni Pahlawan Nasional Tan Malaka. ”Dunia mistis dan takhayul menyebabkan orang mudah menyerah,” tulis Tan Malaka.

Ciri kelima, artistik. ”Bagi saya ciri artistik ini yang paling memesonakan, merupakan sumber dan tumpuan harapan bagi hari depan,” tulis Pak Mochtar.

Ciri keenam, punya watak yang lemah sehingga mudah dipaksa berubah keyakinannya demi kelangsungan hidup manusia Indonesia.

Momentum bangkit bagi setiap bangsa selalu tersedia. AS saja kini bangkit lagi lewat slogan ”Ya Kita Bisa!” ala Barack Obama.

Dalam rangka 10 tahun Reformasi, ada mahasiswa bertanya tentang kelanjutan slogan SBY-JK, ”Bersama Kita Bisa”. Saya menjawab, ”Bersama Kita Bisa Apa, Ya?” Nah, marilah kita temukan jawabannya bersama-sama.

12.5.08

Semoga Cepat Sembuh

Om dan Tante

Om Budi Setiawan hari Jumat kemarin kena shuttle cock di bagian
penglihatannya. Oleh karena itu beliau menjadi agak tidak fit. Mohon
doanya supaya si om ini cepat sembuh, secara dia atlit kita gitu.
Om Budi, cepet sembuh dan kembali lagi nepok bulu angsa, ngumpul di
saung, nepok bola volley dan lain-lain..

Meneruskan dari Seksi Humas

8.5.08

Usia Pernikahan Mempengaruhi Kemesraan

Usia Pernikahan Mempengaruhi Kemesraan
Analog ama nyang ini yeee........ :P
 
----------------------------------
Sebelum Menikah ..............
Cowok     : Akhirnya aku sudah menunggu saat ini tiba sejak lama
Cewek     : Apakah kau rela kalau aku pergi   ?
Cowok     : Tentu Tidak!!Jangan pernah kau berpikiran seperti itu
Cewek     : Apakah Kau mencintaiku ??
Cowok     : Tentu !! Selamanya akan tetap begitu
Cewek     : Apakah kau pernah selingkuh   ??
Cowok     : Tidak !! Aku tak akan pernah melakukan hal buruk itu
Cewek     : Maukah kau menciumku ??
Cowok     : Ya
Cewek     : Sayangku.... ...
Sesudah 5 tahun nikah....tinggal baca dari bawah ke atas
bisa aja neh....
 
*Usia Pernikahan Mempengaruhi Kemesraan*
Sebelum Bobo:
6 weeks: Selamat bobo sayang, mimpi indah ya, mmmuach.
6 months: Tolong matiin lampunya, silau nih.
6 years : Kesana-an doong... kamu tidur dempet2an kayak mikrolet gini sih?!
Pake Toilet:
6 weeks : gak apa2, kamu duluan deh, aku nggak buru2 koq.
6 months: masih lama nggak nih?
6 years : brug! brug! brug! (suara pintu digedor), kalo mau tapa di gunung kawi sono!
Ngajarin Nyetir:
6 weeks : hati2 say, injek kopling dulu baru masukin perseneling ya
6 months: pelan2 dong lepas koplingnya.
6 years : pantesan sering ke bengkel, masukin persenelingnya aja kayak gini!
Balesin SMS:
6 weeks: iya sayang, bentar lagi nyampe rumah koq, aku beli martabak kesukaanmu dulu ya
6 months: mct bgt di jln nih
6 years : ok
Dating process:
6 weeks : I love U, I love U, I love U.!
6 months : Of course I love U.
6 years : Ya iyalah!! Kalau aku tdk cinta kamu, ngapain nikah sama kamu??
Back from Work:
6 weeks : Honey, aku pulang...
6 months : I'm BACK!!
6 years : Si mbok masak apa hari ini??
Hadiah (ulang tahun):
6 weeks : Sayangku, kuharap kau menyukai cincin yang kubeli
6 months : Aku membeli lukisan, nampaknya cocok dengan suasana ruang tengah
6 years : Nih duitnya, loe beli sendiri deh yang loe mau
Telepon:
6 weeks : Baby, ada yang pengen bicara ama kamu di telpon
6 months : Eh...ini buat kamu nih...
6 years : WOOIII TELPON BUNYI TU! UUHHH... ANGKAT DUOOONG!!!
Masakan:
6 weeks : Wah, tak kusangka rasa makanan ini begitu lezaattt!!
6 months : Kita makan apa malam ini??
6 years : HAH? MAKANAN INI LAGI?
Apology:
6 weeks : Udah nggak apa-apa sayang, nanti kita beli lagi ya
6 months : Hati2! Nanti jatuh tuh!
6 years : KAMU NGGAK NGERTI2 YA, DAH BERIBU2 KALI AKU BILANGIN!
Baju baru:
6 weeks : Duhai kasihku, kamu seperti bidadari dengan pakaian itu
6 months : Lho, kamu beli baju baru lagi?
6 years : BELI BAJU ITU HABIS BERAPA??
Planning for Vacations:
6 weeks : Gimana kalau kita jalan2 ke Amerika atau ke tempat yg kamu mau,honey?
6 months : Ke Surabaya naik bis aja ya, nggak usah pakai pesawat...
6 years : JALAN2? DIRUMAH AJA KENAPA SEH? NGABISIN UANG AJA!
TV:
6 weeks : Baby, apa yg pengen kita tonton malam ini ?
6 months : Sebentar ya, filmnya bagus banget nih.
6 years : JANGAN DIGANTI2 DONG CHANNELNYA AH! GAK BISA LIAT ORANG SENENG DIKIT APA?!


____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.

http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ

7.5.08

Kemiskinan Merajalela

diambil dari Liputan6.com
bagaimana kita bisa membantu?
bagaimana kita bisa meringankan beban mereka?
sedih...

07/05/2008 05:40 Kasus Bunuh Diri
Ayah Racuni Dua Anaknya

*Liputan6.com, Tegal:* Seorang bapak di Kelurahan Pasuruan Kidul, Tegal,
Jawa Tengah, belum lama ini, mencoba membunuh dua anaknya yang masih
balita. Selain meracuni kedua anaknya dengan menggunakan racun serangga,
Sukirwan juga mencoba bunuh diri dengan cara yang sama.

Peristiwa itu terungkap setelah Khotijah, istri Sukirwan curiga
mendapati kamarnya dalam keaddan terkunci. Saat didobrak, Khotijah
mendapati kedua anak dan suaminya dalam keadaan lemas serta mencium bau
racun serangga. Ketiga korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah
Kardinah Tegal.

Roby Febriansyah yang masih berusia enam tahun kini dalam kondisi
kritis. Kondisi Mohammad Adam, adiknya juga tak jauh berbeda. Pun
demikian dengan Sukirwan yang masih tergolek lemah. Menurut kakak
korban, Sukirwan yang berprofesi sebagai tukang becak diduga ingin
menghabisi nyawanya serta dua anaknya karena himpitan ekonomi.

kasus bunuh diri juga terjadi Sukorejo, Kendal, Jateng. Kepala Unit
Reserse dan Intel Kepolisian Sektor Sukorejo Ajun Inspektur Satu Polisi
Darnyoto ditemukan tewas tertembak di ruang kerjanya. Korban diduga
bunuh diri dengan menembakkan pistol ke kepalanya sendiri.

Korban ditemukan tewas dengan pelipis tertembus peluru. Jasad Darnyoto
diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkari Semarang. Dari hasil pemeriksaan,
Darnyoto diduga tewas bunuh diri menggunakan pistol dinas jenis revolver
miliknya. Polisi masih menyelidiki motif bunuh diri tersebut. Sejumlah
rekan kerja serta keluarga telah dimintai keterangan.

Jenazah Darnyoto sempat disemayamkan di rumah keluarga istri almarhum di
Desa Sambungsari, Weleri, Kendal. Almarhum dimakamkan di pemakaman umum
tak jauh dari rumah keluarga istrinya. Darnyoto meninggalkan seorang
istri dan tiga anak.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)

6.5.08

Kisah Sang Mentor (II)

Kisah Sang Mentor (Bagian II)

Sampai di tempat yang dituju, ia heran karena ada sebuah mobil jenis
niaga parkir di depan warung. Meski begitu, ia tetap bergegas masuk ke
dalam ruang tamu. Di situ ia menjumpai seorang pria sedang duduk
menunggu sendirian sambil membalik-balik majalah usang yang memang
tersedia di meja. Ketika pria ini menoleh ke arahnya, lagi-lagi Wawan
terheran-heran, karena ternyata sang tamu adalah seseorang yang sudah ia
kenal. Bahkan, amat sangat kenal, karena dia inilah salah seorang
pejabat tinggi dari perusahaan pesaing terberatnya, PT Harimau Sakti.
Mereka sudah beberapa kali bertemu ketika mengikuti tender di
instansi-instansi pemerintah.

"Hai, Pak Hadi!? Lho kok bisa ada di sini Pak?", Wawan menyapa sambil
mengekspresikan keheranannya. Yang disapa segera berdiri menyambut tidak
kalah akrabnya: "Halo Pak Darmawan..! Apa kabar, Pak? Saya sudah
menunggu Bapak dari setengah jam yang lalu.. Selamat datang dan selamat
jumpa Pak!", sambil tertawa ia mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Lho..? Pak Hadi menunggu saya? Ah, Bapak pasti bergurau ya..?", Wawan
mencoba tersenyum sambil berkata dalam hati, ada lelucon apa ini?

Namun orang yang dipanggil Pak Hadi itu menjawab dengan serius: "Benar
Pak Darmawan. Saya diperintah Pak Citra untuk datang ke mari menunggu
Bapak. Katanya ada yang mau dibicarakan dengan beliau.." Bagi Wawan,
kalau di dunia ini ada teka-teki yang paling sulit, maka kejadian itu
merupakan teka-teki yang lebih sulit lagi untuk ditebak. Tapi seorang
petinggi perusahaan sekaliber Hadi tentu tidak akan melecehkan dirinya
dengan gurauan yang tidak pada tempatnya. Ia merasa air mukanya menjadi
bodoh, lalu bertanya lirih: "Pak Citra itu siapa..?"

"Ini lho, Pak? Yang punya rumah dan warung ini, namanya Pak Citra. Dia
bos saya, pendiri sekaligus pemilik perusahaan PT Harimau Sakti..!" Pak
Hadi menjelaskan.

"Oh .. eh.. Pak Soma maksud Bapak?", tanya Wawan gugup.

"Iya! Di kampung ini, Pak Citra memang dikenal dengan nama Pak Soma.
Tapi di kantor kami beliau dipanggil dengan sebutan Pak Citra. Kan nama
lengkap beliau: Citra Sumawidjaya. ."

Penjelasan Hadi yang terakhir ini benar-benar membuat limbung Wawan.
Bagai ada petir di siang bolong, begitulah yang dirasakan olehnya.
Otaknya berputar: "Aku kenal Pak Soma dari kecil. Ia kan cuma seorang
warga sederhana dari kampung ini?" Kalau betul Pak Soma itu seperti apa
yang dijelaskan oleh Pak Hadi ini, maka sungguh ia akan malu karena
seakan-akan telah "pamer kekayaan" dengan berhajat memperbaiki rumah
seorang bos besar pemilik perusahaan nasional bertaraf internasional.
Dan pantaslah kalau 20 tahun yang lalu, sang pemilik warung itu mampu
memberikan petuah-petuahnya yang "sophisticated. Tapi yang betul-betul
membuatnya tidak habis pikir, mengapa Pak Soma harus membawakan diri
sebagai seorang tua lugu dan sederhana yang hidup di kampung? Dan
bagaimana pula caranya dia bisa mengawasi dan mengatur perusahaan dari
sebuah kampung yang jauh dan terpencil ini?

Belum selesai rasa terkejut dan tidak percaya yang meledak di benak
Wawan, tiba-tiba terdengar suara salam: "Assalamualaikum. ." dari dalam
rumah dan sesosok bayangan menerobos masuk ruang tamu. Ternyata ialah
Pak Soma, atau Pak Citra Sumawidjaya. "Alaikum salam..", hampir serentak
Wawan dan Hadi menjawab sekaligus menghampiri serta menjabat tangan
tokoh yang sudah sangat senior ini. Wawan bahkan sampai mencium tangan
serta memeluk Pak Soma-nya itu sambil setengah membungkuk, tanda rasa
hormat yang sangat dalam.

Untuk beberapa menit terjadi basa-basi di antara mereka, sebelum
kemudian Pak Soma mempersilahkan tamu-tamunya untuk duduk. Ibu Soma pun
lantas bergabung dengan mereka. Tuan rumah tersenyum ramah lalu berkata:
"Pertama-tama saya ingin mohon maaf sebesar-besarnya pada Wawan, yang
saat ini pasti dilanda kebingungan. Iya kan Wan?". Semua yang hadir
tertawa dan Wawan pun mau tidak mau juga tertawa tersipu-sipu. "Benar
Pak Soma. Saya bingung dan tolong jelaskan semua ini.." ujarnya.

"Baik..baik. Langsung saja saya ceritakan semua.. Saya orang asli
kampung ini. Hanya saja, karena kedua orang tua saya meninggal pada saat
saya masih muda, maka saya putuskan untuk pergi merantau ke kota bersama
istri. Waktu itu saya baru berusia 20 tahun, sedangkan kamu belum ada,
Wan", Pak Soma mengawali ceritanya. "Rumah ini kami titipkan pada
seorang saudara, dan pergi dengan bekal sekadarnya saja."

"Di kota kami numpang tinggal di rumah seorang teman dari orang tua saya
selama kira-kira dua tahun untuk memulai usaha. Syukur bahwa Tuhan
memberkahi usaha kami sehingga dalam waktu 10 tahun, usaha tersebut
berkembang pesat sekali. Kami tidak saja mampu membangun rumah besar
untuk tempat tinggal, tapi bahkan bisa membangun 2 buah perusahaan
sekaligus dalam kurun waktu itu. Tahun-tahun selanjutnya bahkan
merupakan rangkaian kesuksesan, sehingga terbentuklah sebuah kelompok
usaha PT Harimau Sakti seperti yang sudah kamu tahu, Wan..", kata Pak
Soma sambil menoleh ke arah Darmawan.

"Pada tahun ke 16 perantauan kami di kota, saya putuskan untuk
mengangkat sebuah Dewan Direksi yang akan mengelola perusahaan secara
langsung, lalu kami kembali ke kampung ini. Saya ingat benar, kamu waktu
itu kamu baru berusia 9 tahun, Wawan.."

"Ya, samar-samar saya ingat kejadian itu Pak..", kata Darmawan lirih.
"Tapi, sebetulnya apa penyebabnya sampai Bapak memutuskan kembali ke
kampung, padahal waktu itu perusahaan Bapak sedang maju- majunya?"

"Kamu tahu Wan. Saya ini orang kampung dan semula merantau ke kota
karena terpaksa. Ternyata, suasana pergaulan bisnis di kota amat berbeda
dengan kehidupan di kampung. Saya merasakan, lingkungan bisnis di kota
itu tidak nyaman, orang berhubungan satu sama lain dengan senyum palsu,
tiada ketulusan, tampak akrab tapi sebenarnya mencari kesempatan untuk
saling menjatuhkan satu sama lain. Sahabat hanya ada pada saat kita
jaya, menghilang pada saat kita susah. Segala sesuatu diukur dengan
uang. Kalau tiada uang, maka tidak ada senyum, tidak ada pula sahabat.
Itulah dunia bisnis di kota ."

Sampai di situ nada suara Pak Soma agak meninggi. Lalu ia melanjutkan.
"Lain halnya dengan di kampung. Di sini, persahabatan dilaksanakan
secara murni. Basisnya persaudaraan semata. Tiada pamrih, tiada intrik
dan tiada provokasi yang disebabkan uang. Suasana tenang, damai dan
tenteram. Saya tidak bisa lari dari kenikmatan kampung seperti ini. Oleh
karenanya, begitu usaha saya mapan, saya putuskan kembali ke sini. Semua
urusan usaha saya percayakan pada Direksi.

Salah satu dari anggota Direksi itu, ya si Hadi ini..", kata Pak Soma
sambil menoleh ke Pak Hadi. Yang disebut terakhir ini tersenyum.

"Lantas bagaimana cara Bapak sebagai pemilik, memantau kinerja
perusahaan itu Pak?. Kampung ini kan sangat jauh dari kota ? Dan mengapa
pula Bapak harus terus menerus menyamar, membawakan diri sebagai penjaga
warung sederhana selama bertahun-tahun? " Wawan bertanya.

"Sudah saya katakan bahwa saya sangat menikmati suasana kampung yang
damai dan tenteram ini. Saya tidak mau kehilangan itu. Kalau saya
kembali ke sini dan berubah menjadi orang kaya raya, maka pasti
pandangan orang-orang sekitar jadi berubah pula. Mereka akan berkata,
Pak Soma sekarang bukan Pak Soma yang dulu lagi. Pak Soma sekarang ini
bau duit. Lantas, orang-orang akan memasang senyum palsu saat berjumpa
dengan saya dan memperlakukan saya dengan cara yang berbeda. Nah itulah
yang akan merusak suasana. Bisa-bisa budaya kota yang materialistis dan
penuh kepalsuan akan pindah ke sini. Itu yang tidak saya kehendaki. Maka
sebisa mungkin saya berusaha untuk tetap menjadi Pak Soma yang dulu.."

"Tentang bagaimana saya mengontrol perusahaan? Kamu kan sudah tahu,
bahwa sebuah perusahaan yang sudah mapan, akan tidak memerlukan lagi
kehadiran pemiliknya. Semuanya sudah berjalan berdasarkan sistem yang
baku . Juga ada Dewan Direksi berikut stafnya yang terdiri dari para
manajer yang akan mengelola operasional harian. Paling sering saya hanya
akan datang ke kantor sekitar 1 atau 2 bulan sekali, saat di mana saya
pamit dengan tetangga untuk belanja barang dagangan warung saya..hehe..
", Pak Soma memberi penjelasan sambil tertawa.

"Memang di samping itu, saya tetap berusaha berkomunikasi secara
intensif dengan si Hadi ini di kota . Caranya? Mari ikut saya, saya akan
tunjukkan", ajak sang tuan rumah. Semua yang hadir bangkit berdiri lalu
mengikuti Pak Soma dengan perasaan ingin tahu.

Bersambung ke Bagian III...

CH

5.5.08

Deso (ndeso)

dilanjutkan dari mailing list sebelah, semoga berkenan

:: Deso (baca ndeso) ::... itu biasanya sebutan untuk orang yang norak, kampungan, udik, shock culture, countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia atau hanya segelintir orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama seperti dia.

Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa, seperti saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus berupaya untuk terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain, serta belajar bagaimana caranya tidak jadi orang norak, kampungan alias deso.

Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si Pemilik perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana. Ketika beberapa pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah Indonesia mereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik kendaraan umum, sementara yang akan dijemput, pejabat Indonesia naik mobil dinas Kedutaan yaitu mercy.

Ketika di Australia berkesempatan melihat sebuah acara seremoni dari jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri, saya tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai merk Holden baru yang paling murah untuk ukuran Australia. Yang menarik, para pengawalnya tidak terlihat karena tidak berbeda penampilannya dengan tamu-tamu, kalau tidak jeli mengamati kita tidak tahu mana pengawalnya.

Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran Thailand. Dia seorang warga negara Malaysia keturunan Cina, sudah selesai S3, sekarang lagi mengikuti program Post Doc. Dia anak serorang pengusaha yang kaya raya. Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah jadi pelayan. Dia juga sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan tingginya.

Selama satu bulan di Jepang tidak melihat orang pakai HP Communicator, mungkin kelemahan saya mengamati. Dan setelah saya baca koran ternyata konsumen terbesar HP communicator adalah Indonesia . Sempat berkenalan juga dengan seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata dia anak seorang pejabat tinggi negara, juga naik kereta. Yang tak kalah serunya saya juga jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di pakai masyarakat Jepang ternyata tak bermerek, wah ini yang ndeso siapa yaa?

Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang baik di Jepang atau di Australia, baik dari penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau rumahnya. Kita baru bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu pekerjaan dan jabatannya di perusahaan. Jangan-jangan kalau orang Jepang diajak ke Pondok Indah bisa pingsan melihat rumah segitu gede dan mewahnya. Rata-rata rumah di sana memiliki tinggi plafon yang bisa dijambak dengan tangan hanya dengan melompat. Sehingga duduknyapun banyak yang lesehan.

Ketika Indonesia sedang terpuruk, hutang lagi numpuk, rakyat banyak yang mulai ngamuk, negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak tanah, minyak goreng dll. harga diri kita tidak bisa diangkat dengan medali emas turnamen olah raga, sewa pemain asing, banyak seremonial yang gonta-ganti baju seragam, baju dinas, merek mobil, proyek mercusuar, dll, dsb, dst.

Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo utang sudah lunas, kelaparan tidak ada lagi, tidak ada pengamen dan pengemis, tidak ada lagi WTS (Wanita Tidak Sholat, di Malaysia "Wanita Tak Senonoh") , angka kriminal rendah, korupsi berkurang, punya posisi tawar terhadap kekuatan global. Maka orang nDeso (alias norak) tidak mampu mengatasi krisis karena tidak bisa menjadikan krisis sebagai paradigma dalam menyusun APBD dan APBN. Nah, karena yang menyusun orang-orang norak maka asumsi dan paradigma yang dipakai adalah negara normal atau bahkan mengikut negara maju.

Bayangkan ada daerah yang menganggarkan sepak bola 17 milyar sementara anggaran kesra-nya 100 juta, wiiieh!

Akhirnya penyakit norak bin ndeso ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari atas sampai bawah :

- Orang bisa antri raskin sambil pegang HP

- Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok

- Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untuk beli tv dan kulkas

- Orang bule mabuk krn kelebihan uang, orang kampung mabuk beli minuman patungan

- Para pengungsi bisa berjoged dalam tendanya

- Orang beli gelar akademis di ruko-ruko tanpa kuliah

- Ijazah S3 luar negeri bisa di beli sebuah rumah petakan gang sempit di Cibubur

- 62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja

- Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa dansi di acara tembang kenangan.

- Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong bahenol ngebor

- Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang dombret dan wakuncar

- Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa buka-bukaan

- Agar kelihatan inklusif maka hrs bisa menggandeng siapa saja, kalo perlu jin Tomang jg digandeng

Yang lebih mengerikan lagi adalah supaya kita tidak terlihat kere, maka harus bisa tampil keren. Makin kiamatlah kalo si kere tidak tahu dirinya kere...negaranya kere, meski kaya sumber daya alamnya.

*) Penulis adalah Putra Indonesia Asli, kini bertempat tinggal di Paris, Perancis dan bekerja sebagai Pembawa Acara di salah satu stasiun di Perancis.